Sabtu, 26 Februari 2011

Rujukan Kitab Nikah.

Hadits No. 993
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq Alaihi.

َعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ


Hadits No. 994
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barangsiapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku." Muttafaq Alaihi.

َوَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم حَمِدَ اَللَّهَ , وَأَثْنَى عَلَيْهِ , وَقَالَ : لَكِنِّي أَنَا أُصَلِّي وَأَنَامُ , وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ , وَأَتَزَوَّجُ اَلنِّسَاءَ , فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadits No. 995
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang. Beliau bersabda: "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat." Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

َوَعَنْهُ قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ , وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا , وَيَقُولُ : تَزَوَّجُوا اَلْوَدُودَ اَلْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اَلْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 996
Hadits itu mempunyai saksi menurut riwayat Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban dari hadits Ma'qil Ibnu Yasar.

َوَلَهُ شَاهِدٌ : عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيِّ , وَابْنِ حِبَّانَ أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ
Hadits No. 997
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ
Hadits No. 998
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila mendoakan seseorang yang nikah, beliau bersabda: "Semoga Allah memberkahimu dan menetapkan berkah atasmu, serta mengumpulkan engkau berdua dalam kebaikan." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.

َوَعَنْهُ ; أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا رَفَّأَ إِنْسَانًا إِذَا تَزَوَّجَ قَالَ : ( بَارَكَ اَللَّهُ لَكَ , وَبَارَكَ عَلَيْكَ , وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ , وَابْنُ خُزَيْمَةَ , وَابْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 999
Abdullah Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajari kami khutbah pada suatu hajat: (artinya = Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, kami meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami. Barangsiapa mendapat hidayah Allah tak ada orang yang dapat menyesatkannya. Barangsiapa disesatkan Allah, tak ada yang kuasa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya) dan membaca tiga ayat. Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits hasan menurut Tirmidzi dan Hakim.

َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( عَلَّمَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلتَّشَهُّدَ فِي اَلْحَاجَةِ : إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ , وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَيَقْرَأُ ثَلَاثَ آيَاتٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ , وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1000
Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia lakukan." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya. Hadits shahih menurut Hakim.

َوَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ , فَإِنْ اِسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ مِنْهَا مَا يَدْعُوهُ إِلَى نِكَاحِهَا , فَلْيَفْعَلْ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ , وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
Hadits No. 1001
Hadits itu mempunyai saksi dari hadits riwayat Tirmidzi dan Nasa'i dari al-Mughirah.
َوَلَهُ شَاهِدٌ : عِنْدَ اَلتِّرْمِذِيِّ , وَالنَّسَائِيِّ ; عَنِ الْمُغِيرَةِ
Hadits No. 1002
Begitu pula riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari hadits Muhammad Ibnu Maslamah.

َوَعِنْدَ اِبْنِ مَاجَهْ , وَابْنِ حِبَّانَ : مِنْ حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ
Hadits No. 1003
Menurut riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada seseorang yang akan menikahi seorang wanita: "Apakah engkau telah melihatnya?" Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Pergi dan lihatlah dia."

َوَلِمُسْلِمٍ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِرَجُلٍ تَزَوَّجَ اِمْرَأَةً : أَنَظَرْتَ إِلَيْهَا ? قَالَ : لَا . قَالَ : اِذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا )
Hadits No. 1004
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kamu melamar seseorang yang sedang dilamar saudaranya, hingga pelamar pertama meninggalkan atau mengizinkannya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.

َوَعَنِ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا يَخْطُبْ بَعْضُكُمْ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ , حَتَّى يَتْرُكَ اَلْخَاطِبُ قَبْلَهُ , أَوْ يَأْذَنَ لَهُ اَلْخَاطِبُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Hadits No. 1005
Sahal Ibnu Sa'ad al-Sa'idy Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang wanita menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, aku datang untuk menghibahkan diriku pada baginda. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memandangnya dengan penuh perhatian, kemudian beliau menganggukkan kepalanya. Ketika perempuan itu mengerti bahwa beliau tidak menghendakinya sama sekali, ia duduk. Berdirilah seorang shahabat dan berkata: "Wahai Rasulullah, jika baginda tidak menginginkannya, nikahkanlah aku dengannya. Beliau bersabda: "Apakah engkau mempunyai sesuatu?" Dia menjawab: Demi Allah tidak, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: "Pergilah ke keluargamu, lalu lihatlah, apakah engkau mempunyai sesuatu." Ia pergi, kemudian kembali dam berkata: Demi Allah, tidak, aku tidak mempunyai sesuatu. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Carilah, walaupun hanya sebuah cincin dari besi." Ia pergi, kemudian kembali lagi dan berkata: Demi Allah tidak ada, wahai Rasulullah, walaupun hanya sebuah cincin dari besi, tetapi ini kainku -Sahal berkata: Ia mempunyai selendang -yang setengah untuknya (perempuan itu). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apa yang engkau akan lakukan dengan kainmu? Jika engkau memakainya, Ia tidak kebagian apa-apa dari kain itu dan jika ia memakainya, engkau tidak kebagian apa-apa." Lalu orang itu duduk. Setelah duduk lama, ia berdiri. Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihatnya berpaling, beliau memerintah untuk memanggilnya. Setelah ia datang, beliau bertanya: "Apakah engkau mempunyai hafalan Qur'an?" Ia menjawab: Aku hafal surat ini dan itu. Beliau bertanya: "Apakah engkau menghafalnya di luar kepala?" Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Pergilah, aku telah berikan wanita itu padamu dengan hafalan Qur'an yang engkau miliki." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim. Dalam suatu riwayat: Beliau bersabda padanya: "berangkatlah, aku telah nikahkan ia denganmu dan ajarilah ia al-Qur'an." Menurut riwayat Bukhari: "Aku serahkan ia kepadamu dengan (maskawin) al-Qur'an yang telah engkau hafal."

َوَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ اَلسَّاعِدِيِّ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَتْ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! جِئْتُ أَهَبُ لَكَ نَفْسِي , فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَصَعَّدَ اَلنَّظَرَ فِيهَا , وَصَوَّبَهُ , ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَأْسَهُ , فَلَمَّا رَأَتْ اَلْمَرْأَةُ أَنَّهُ لَمْ يَقْضِ فِيهَا شَيْئًا جَلَسَتْ , فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ. فَقَالَ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ بِهَا حَاجَةٌ فَزَوِّجْنِيهَا. قَالَ : فَهَلْ عِنْدكَ مِنْ شَيْءٍ ? فَقَالَ : لَا , وَاَللَّهِ يَا رَسُولَ اَللَّهِ. فَقَالَ : اِذْهَبْ إِلَى أَهْلِكَ , فَانْظُرْ هَلْ تَجِدُ شَيْئًا ? فَذَهَبَ , ثُمَّ رَجَعَ ? فَقَالَ : لَا , وَاَللَّهِ يَا رَسُولَ اَللَّهِ، مَا وَجَدْتُ شَيْئًا. فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم انْظُرْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ، فَذَهَبَ، ثُمَّ رَجَعَ. فَقَالَ : لَا وَاَللَّهِ , يَا رَسُولَ اَللَّهِ , وَلَا خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ , وَلَكِنْ هَذَا إِزَارِي - قَالَ سَهْلٌ : مَالُهُ رِدَاءٌ - فَلَهَا نِصْفُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا تَصْنَعُ بِإِزَارِكَ ? إِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا مِنْهُ شَيْءٌ، وَإِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ شَيْءٌ فَجَلَسَ اَلرَّجُلُ , وَحَتَّى إِذَا طَالَ مَجْلِسُهُ قَامَ ; فَرَآهُ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مُوَلِّيًا , فَأَمَرَ بِهِ , فَدُعِيَ لَهُ , فَلَمَّا جَاءَ. قَالَ : مَاذَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ? قَالَ : مَعِي سُورَةُ كَذَا , وَسُورَةُ كَذَا , عَدَّدَهَا فَقَالَ : تَقْرَؤُهُنَّ عَنْ ظَهْرِ قَلْبِكَ ? قَالَ : نَعَمْ , قَالَ : اِذْهَبْ , فَقَدَ مَلَّكْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ( اِنْطَلِقْ , فَقَدْ زَوَّجْتُكَهَا , فَعَلِّمْهَا مِنَ الْقُرْآنِ ) وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ : ( أَمْكَنَّاكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ )
Hadits No. 1006
Menurut riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu beliau bersabda: "Surat apa yang engkau hafal?". Ia menjawab: Surat al-Baqarah dan sesudahnya. Beliau bersabda: "Berdirilah dan ajarkanlah ia dua puluh ayat."

َوَلِأَبِي دَاوُدَ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : ( مَا تَحْفَظُ ? قَالَ : سُورَةَ اَلْبَقَرَةِ , وَاَلَّتِي تَلِيهَا. قَالَ : قُمْ فَعَلِّمْهَا عِشْرِينَ آيَةً )
Hadits No. 1007
Dari Amir Ibnu Abdullah Ibnu al-Zubair, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sebarkanlah berita pernikahan." Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Hakim.

َوَعَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ اَلزُّبَيْرِ , عَنْ أَبِيهِ ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( أَعْلِنُوا اَلنِّكَاحَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
Hadits No. 1008
Dari Abu Burdah Ibnu Abu Musa, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah nikah kecuali dengan wali." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya hadits mursal.

َوَعَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى , عَنْ أَبِيهِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا نِكَاحَ إِلَّا بِوَلِيٍّ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ اَلْمَدِينِيِّ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ , وَابْنُ حِبَّانَ , وَأُعِلَّ بِالْإِرْسَالِ
Hadits No. 1009
Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu' dari Hasan, dari Imran Ibnu al-Hushoin: "Tidak sah nikah kecuali dengan seorang wali dan dua orang saksi."

َوَرَوَى اْلإِمَامُ أَحْمَدُ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ ابْنِ الْحُصَيْنِ مَرْفُوْعًا ( لاَنِكَاحَ إِلاَّ بِوَلِيٍّ وَشَاهِدَيْنِ
Hadits No. 1010
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan yang nikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batil. Jika sang laki-laki telah mencampurinya, maka ia wajib membayar maskawin untuk kehormatan yang telah dihalalkan darinya, dan jika mereka bertengkar maka penguasa dapat menjadi wali bagi wanita yang tidak mempunyai wali." Dikeluarkan oleh Imam Empat kecuali Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Uwanah, Ibnu Hibban, dan Hakim.

َوَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَيُّمَا اِمْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ وَلِيِّهَا, فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ, فَإِنْ دَخَلَ بِهَا فَلَهَا اَلْمَهْرُ بِمَا اِسْتَحَلَّ مِنْ فَرْجِهَا, فَإِنِ اشْتَجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ ) أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ, وَصَحَّحَهُ أَبُو عَوَانَةَ , وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1011
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang janda tidak boleh dinikahkan kecuali setelah diajak berembuk dan seorang gadis tidak boleh dinikahkan kecuali setelah diminta izinnya." Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana izinnya? Beliau bersabda: "Ia diam." Muttafaq Alaihi.

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( لَا تُنْكَحُ اَلْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ, وَلَا تُنْكَحُ اَلْبِكْرُ حَتَّى تُسْـتَأْذَنَ قَالُوا : يَا رَسُولَ اَللَّهِ , وَكَيْفَ إِذْنُهَا ? قَالَ : أَنْ تَسْكُتَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadits No. 1012
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang janda lebih berhak menentukan (pilihan) dirinya daripada walinya dan seorang gadis diajak berembuk, dan tanda izinnya adalah diamnya." Riwayat Imam Muslim. Dalam lafaz lain disebutkan, "Tidak ada perintah bagi wali terhadap janda, dan anak yatim harus diajak berembuk." Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

َوَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ( اَلثَّيِّبُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا , وَالْبِكْرُ تُسْتَأْمَرُ , وَإِذْنُهَا سُكُوتُهَا ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَفِي لَفْظٍ : ( لَيْسَ لِلْوَلِيِّ مَعَ اَلثَّيِّبِ أَمْرٌ, وَالْيَتِيمَةُ تُسْتَأْمَرُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيُّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 1013
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan tidak boleh menikahkan perempuan lainnya, dan tidak boleh pula menikahkan dirinya." Riwayat Ibnu Majah dan Daruquthni dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya.

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ اَلْمَرْأَةَ, وَلَا تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ نَفْسَهَا ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ , وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ , وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ
Hadits No. 1014
Nafi' dari Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang perkawinan syighar. Syighar ialah seseorang menikahkan puterinya kepada orang lain dengan syarat orang itu menikahkan puterinya kepadanya, dan keduanya tidak menggunakan maskawin. Muttafaq Alaihi. Bukhari-Muslim dari jalan lain bersepakat bahwa penafsiran "Syighar" di atas adalah dari ucapan Nafi'.

َوَعَنْ نَافِعٍ , عَنْ اِبْنِ عُمَرَ قَالَ : ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الشِّغَارِ ; وَالشِّغَارُ: أَنْ يُزَوِّجَ اَلرَّجُلُ اِبْنَتَهُ عَلَى أَنْ يُزَوِّجَهُ اَلْآخَرُ اِبْنَتَهُ , وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا صَدَاقٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاتَّفَقَا مِنْ وَجْهٍ آخَرَ عَلَى أَنَّ تَفْسِيرَ اَلشِّغَارِ مِنْ كَلَامِ نَافِعٍ
Hadits No. 1015
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang gadis menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bercerita bahwa ayahnya menikahkannya dengan orang yang tidak ia sukai. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi hak kepadanya untuk memilih. Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Ada yang menilainya hadits mursal.

َوَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ جَارِيَةً بِكْرًا أَتَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَتْ: أَنَّ أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ كَارِهَةٌ , فَخَيَّرَهَا اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَابْنُ مَاجَهْ , وَأُعِلَّ بِالْإِرْسَالِ
Hadits No. 1016
Dari Hasan, dari Madlmarah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang perempuan yang dinikahkan oleh dua orang wali, ia milik wali pertama." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits hasan menurut Tirmidzi.

َوَعَنْ اَلْحَسَنِ , عَنْ سَمُرَةَ , عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( أَيُّمَا اِمْرَأَةٍ زَوَّجَهَا وَلِيَّانِ , فَهِيَ لِلْأَوَّلِ مِنْهُمَا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
Hadits No. 1017
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang budak yang menikah tanpa izin dari tuannya atau keluarganya, maka ia dianggap berzina." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Hibban.

َوَعَنْ جَابِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَيُّمَا عَبْدٍ تَزَوَّجَ بِغَيْرِ إِذْنِ مَوَالِيهِ أَوْ أَهْلِهِ , فَهُوَ عَاهِرٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ , وَكَذَلِكَ اِبْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 1018
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak boleh dimadu antara seorang perempuan dengan saudara perempuan ayahnya dan antara seorang perempuan dengan saudara perempuan ibunya." Muttafaq Alaihi.

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( لَا يُجْمَعُ بَيْنَ اَلْمَرْأَةِ وَعَمَّتِهَا , وَلَا بَيْنَ اَلْمَرْأَةِ وَخَالَتِهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadits No. 1019
Dari Utsman Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang sedang berihram tidak boleh menikah dan menikahkan." Riwayat Muslim. Dalam riwayatnya yang lain: "Dan tidak boleh melamar." Ibnu Hibban menambahkan: "Dan dilamar."

َوَعَنْ عُثْمَانَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا يَنْكِحُ اَلْمُحْرِمُ , وَلَا يُنْكَحُ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ( وَلَا يَخْطُبُ ) وَزَادَ اِبْنُ حِبَّانَ : ( وَلَا يُخْطَبُ عَلَيْهِ )
Hadits No. 1020
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menikahi Maimunah ketika beliau sedang ihram. Muttafaq Alaihi.

َوَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( تَزَوَّجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مَيْمُونَةَ وَهُوَ مُحْرِمٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadits No. 1021
Menurut riwayat Muslim dari Maimunah sendiri: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menikahinya ketika beliau telah lepas dari ihram.

َوَلِمُسْلِمٍ : عَنْ مَيْمُونَةَ نَفْسِهَا ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم تَزَوَّجَهَا وَهُوَ حَلَالٌ )
Hadits No. 1022
Dari Uqbah Ibnu Amir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya syarat yang paling patut dipenuhi ialah syarat yang menghalalkan kemaluan untukmu." Muttafaq Alaihi.

َوَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ أَحَقَّ اَلشُّرُوطِ أَنْ يُوَفَّى بِهِ , مَا اِسْتَحْلَلْتُمْ بِهِ اَلْفُرُوجَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadits No. 1023
Salamah Ibnu Al-Akwa' berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memberi kelonggaran untuk nikah mut'ah selama tiga hari pada tahun Authas (tahun penaklukan kota Mekkah), kemudian bleiau melarangnya. Riwayat Muslim.

َوَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رضي الله عنه قَالَ : ( رَخَّصَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَامَ أَوْطَاسٍ فِي اَلْمُتْعَةِ , ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ , ثُمَّ نَهَى عَنْهَا ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadits No. 1024
Ali Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang nikah mut'ah pada waktu perang khaibar. Muttafaq Alaihi.

َوَعَنْ عَلَيٍّ رضي الله عنه قَالَ : ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ اَلْمُتْعَةِ عَامَ خَيْبَرَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadits No. 1025
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menikahi perempuan dengan mut'ah dan memakan keledai negeri pada waktu perang khaibar. Riwayat Imam Tujuh kecuali Abu Dawud.

َوَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( نَهى عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ وَعَنْ أَكْلِ الْحُمُرِ اْلأَهْلِيَّةِ يَوْمَ خَيْبَرَ ) اخرجه السبعة إلا أبا داود
Hadits No. 1026
Dari Rabi' Ibnu Saburah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku dahulu telah mengizinkan kalian menikahi perempuan dengan mut'ah dan sesungguhnya Allah telah mengharamkan cara itu hingga hari kiamat. maka barangsiapa yang masih mempunyai istri dari hasil nikah mut'ah, hendaknya ia membebaskannya dan jangan mengambil apapun yang telah kamu berikan padanya." Riwayat Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban.

َوَعَنْ رَبِيْعِ ابْنِ سَبُرَةَ عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( إِنِّى كُنْتُ أَذِنْتُ لَكُمْ فِى اْلإِسْتِمْتَاعِ مِنَ النِّسَاءِ وَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ ذَالِكَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ فَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ مِنْهُنَّ شَيْئٌ فَلْيُحَلِّ سَبِيْلَهَا وَلاَ تَأْخُذُوْا مِمَّا أتَيْتُمُوْاهُنَّ شَيْئًا) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَأَبُوْا دَاوُدَ وَالنَّسَائِىُّ وَابْنُ مَاجَهُ وَأَحْمَدُ وَابْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 1027
Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat muhallil (laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan tujuan agar perempuan itu dibolehkan menikah kembali dengan suaminya) dan muhallal lah (laki-laki yang menyuruh muhallil untuk menikahi bekas istrinya agar istri tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." Riwayat Ahmad, Nasa'i, Dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.

َوَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( لَعَنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلْمُحَلِّلَ وَالْمُحَلَّلَ لَهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالنَّسَائِيُّ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ
Hadits No. 1028
Dalam masalah ini ada hadits dari Ali yang diriwayatkan oleh Imam Empat kecuali Nasa'i.

َوَفِي اَلْبَابِ : عَنْ عَلِيٍّ أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ
Hadits No. 1029
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang berzina yang telah dicambuk tidak boleh menikahi kecuali dengan wanita yang seperti dia." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan para perawi yang dapat dipercaya.

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا يَنْكِحُ اَلزَّانِي اَلْمَجْلُودُ إِلَّا مِثْلَهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ
Hadits No. 1030
'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya. Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah tersebut ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak boleh, sampai suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang dirasakan oleh suami pertama." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim.

َوَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا , قَالَتْ : ( طَلَّقَ رَجُلٌ اِمْرَأَتَهُ ثَلَاثًا , فَتَزَوَّجَهَا رَجُلٌ , ثُمَّ طَلَّقَهَا قَبْلَ أَنْ يَدْخُلَ بِهَا , فَأَرَادَ زَوْجُهَا أَنْ يَتَزَوَّجَهَا , فَسُئِلَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ ذَلِكَ , فَقَالَ : لَا حَتَّى يَذُوقَ اَلْآخَرُ مِنْ عُسَيْلَتِهَا مَا ذَاقَ اَلْأَوَّلُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ

sumb:majelisalhijrahkwitang.blogspot.com

Kamis, 17 Februari 2011

Asyiknya menikah muda…



Usia muda itu sebenarnya berapa, relatif memang. Bisa berarti usia remaja (teen), bisa berarti usia subur (15-49 tahun), bisa berarti usia produktif (15-45 tahun), bisa berapa saja tergantung usia orang yang mengatakan. Kakek saya yang berusia 80 tahun tentu bilang paman saya yang berumur 48 tahun adalah usia muda.

Boleh-boleh saja. Tapi saya ikut kebanyakan persepsi orang-orang jaman sekarang saja deh ya. Maksudnya usia baru menginjak 20. Usia ketika orang pertama kali disebut sebagai orang dewasa. Bukan remaja atau ABG lagi.

Mengapa saya bilang menikah muda itu enak? Karena pengalaman sendiri dong, ah. Saya banyak sekali merasakan keuntungan menikah di usia muda (saya 22 tahun, suami 23 tahun). Meski awalnya mengundang kontroversi dan su’udzon di keluarga besar, tapi akhirnya banyak juga yang meniru langkah kami.

Usia 20-an adalah usia yang saya rasa full of energy. Baik dari semangat maupun tenaga. Maka tidak heran apabila kalangan medis menyebutkan bahwa usia terbaik untuk bereproduksi adalah pada usia 20-an. Pada usia ini, kemungkinan melahirkan anak yang sehat dan normal adalah paling besar. Diluar usia ini, kemungkinan anak lahir cacat, keguguran, dlsb lebih tinggi. Selain itu, kondisi ibu berada pada usia yang paling prima untuk hamil dan melahirkan. Sehingga berbagai macam komplikasi yang terjadi selama kehamilan maupun persalinan bisa diminimalkan.

Selain itu, dari sisi motivasi hidup, bekerja dan meraih prestasi berada pada level paling atas. Mungkin karena pada usia ini persoalan hidup dan tingkat stress belum begitu terakumulasi. Hingga apapun yang dilakukan, bebannya akan dirasa lebih ringan karena belum terlalu terkontaminasi masalah lain.

Menikah muda memang bukan tanpa masalah. Apalagi kalau bukan karena ego masing-masing yang masih tinggi. Emosi yang masih meledak-ledak, yang kadangkala merusak pikiran jernih dan akal sehat. Usia yang sering over ekspresi. Namun jika fase-fase itu telah terlewati, dan kedua belah pihak terus berusaha memperbaiki diri dengan tetap berpegang teguh pada komitmen, Insya Allah “Setelah kesulitan itu akan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah)

Rata-rata teman-teman wanita saya menikah diatas usia 28. Teman laki-laki kebanyakan masih lajang hingga usia 30-an. Mereka beralasan ingin mengejar karier dulu. Biar pas menikah sudah punya rumah dan mobil sendiri. Ngga usah malu ikut numpang hidup dulu di mertua atau harus pusing cari kontrakan rumah. Ada juga yang kepingin santai menikmati masa muda (dan juga gaji) tanpa direcoki masalah keluarga.
Sah-sah saja. Semua punya pilihan masing-masing.
Namun saya ingin menggaris bawahi bahwa masa muda itu tidak akan datang dua kali. Sayang kalau masa reproduksi terbaik dilewatkan begitu saja gara-gara hal yang tidak begitu prinsipil.
Di usia baru menginjak 30, saya dan suami sudah akan mempunyai 3 anak. Itu sangat saving energy untuk usia tua kami. Banyak saya lihat, ‘para jompo’ masih bekerja keras mencari nafkah untuk anak-anaknya yang masih usia sekolah. Masih pontang-panting memikirkan anak yang belum selesai pendidikannya. Masa tua yang idealnya tinggal bersenang-senang mengasuh cucu dan melihat dengan bangga anak-anaknya yang telah mempunyai karier mapan.

Saya juga merasa, dengan menikah, usia muda saya lebih banyak diselamatkan. Selamat dari penghamburan waktu dan uang. Yang biasanya dilakukan lajang-lajang ketika week-end. Kalau sudah berkeluarga kan mikir dua kali. Lebih baik spent money and time with family sajah…jauh lebih bermanfaat dan lebih bertanggung jawab. Selamat dari syahwat yang tidak halal. Ini dia. Dengan menikah, pahala justru banyak dipanen dari sini.

Selain itu, dengan hadirnya anak-anak, banyak sekali hikmah yang didapat. Kesabaran lebih terasah, motivasi untuk mencari ilmu lebih tinggi, lebih punya rasa tanggung jawab, dan masih banyak lainnya. Saya yakin, hal-hal tersebut tidak akan didapat kalau saya masih lajang.

SO BAGAIMANA DENGAN KAMU SOBAT? ^_*)
http://mominaction.wordpress.com

Rabu, 16 Februari 2011

Fallin in Love




Kurasakan ku jatuh cinta
Sejak pertama berjumpa
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Semua telah terjadi
Aku tak bisa berhenti memikirkanmu
Dan ku harapkan engkau tau

Kau yang kuinginkan
meski tak ku ungkapkan
Kau yang kubayangkan
Yang slalu kuimpikan
Aku jatuh cinta
Tlah jatuh cinta
Cinta kepadamu
Ku jatuh cinta
I'm falling in love
I'm falling in love with you

Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Semua telah terjadi
Aku tak bisa berhenti memikirkanmu
Dan ku harapkan engkau tau.............

J-Rocks

Selasa, 15 Februari 2011

Keluarga Rasulullah saw (Bagian 2)

B. Ibu Susu

Menjadi adat dan kebiasaan orang Arab kala itu, khususnya kaum Quraisy, untuk menyusukan anak-anak mereka kepada orang lain yang memang berprofesi sebagai ibu susu.

Biasanya mereka datang dari kampung. Dan kampung tukang menyusui adalah kampung Bani Sa’ad, daerah Hudaybiah, sekitar 23-25 km dari Masjid al-Haram.

Ibu susu Rasulullah SAW dalam riwayat 4 orang. Dua diantaranya dapat dipastikan, sedangkan dua lainnya masih diperselisihkan. Mereka adalah :

1. Tsuwaybah

Tsuwaybah, Ibu Susu Rasulullah SAW yang pertama. Beliau menyusukan Rasulullah SAW beberapa hari saja, antara 5-10 hari.

Tsuwaybah adalah budaknya Abu Lahab yang kemudian dimerdekakan. Tak lama kemudian, beliau menyusui Rasulullah SAW ketika mengunjungi rumah Aminah dan didapati bahwa Muhammad yang masih bayi, tidak mau disusui ibunya. Dia pun akhirnya mencoba untuk menyusuinya, dan luar biasa, bayi ini pun mau.

Sejak hari itu, sampai kedatangan Halimah al-Sa’diyah, Muhammad SAW disusui oleh Tsuwaybah.

Cerita bahwa Tsuwaybah termasuk ibu susunya dapat dilihat dalam riwayat berikut :

Ummu Habibah bint Abu Sofyan ra. berkata : Saat Rasulullah SAW menemuiku, aku berkata kepada beliau : "Wahai Rasulullah, apakah engkau berminat terhadap saudara perempuanku, yaitu putri Abu Sofyan?"

Rasulullah SAW balik bertanya : "Maksudmu, apa yang harus aku lakukan?"

Aku menjawab : "Engkau menikahinya."

Rasulullah SAW bertanya : "Apakah kamu menyukai hal itu?"

Aku menjawab : "Aku bukanlah istrimu satu-satunya dan orang yang paling aku senangi untuk sama-sama berbagi kebajikan ini adalah saudaraku."

Rasulullah bersabda : "Saudara perempuanmu itu tidak halal bagiku."

Lalu aku katakan lagi kepada beliau : "Aku dengar engkau melamar Durrah bint Abu Salamah?"

Beliau berkata : "Putri Ummu Salamah?"

Aku menjawab : "Ya."

Beliau bersabda :

Kalau ia bukan anak tiri yang berada dalam asuhanku, maka ia tidak halal bagiku karena ia adalah anak perempuan saudaraku sepersusuan, sebab aku dan bapaknya telah disusui oleh Tsuwaybah. Maka janganlah kamu menawarkan kepadaku putri-putrimu ataupun saudara-saudara perempuanmu.

(HR. al-Bukhari dan Muslim)[1]

2. Seorang ibu dari Bani Sa’ad selain Halimah

3. Halimah sl-Sa’diyah

Dikisahkan, entah kenapa, di hari pertama usia Muhammad, ibunya Aminah hendak menyusui anak tunggalnya ini, namun anak ini enggan untuk membuka mulutnya.

Aminah yang sedih dengan kematian suaminya, semakin sedih ketika putranya tetap tidak ingin menyusu dari ibunya sendiri di hari kedua.

Di hari ketiga, datanglah Tsuwaybah, pembantu Abu Lahab, dia menawarkan diri untuk menyusui keponakan majikannya ini, ternyata bayi ini mau dan mulai menyusu. Si ibu gembira luar biasa, Tsuwaybah dulu juga pernah menyusui Hamzah ibn Abdul Mutthalib.

Pada hari ke delapan usia Muhammad, datanglah 10 orang wanita dari Bani Sa’ad ibn Bakr untuk mencari anak-anak susu. Satu dari mereka adalah Halimah yang datang bersama suaminya al-Harits dan putranya yang kecil, Abdullah ibn al-Harits.

Cerita Halimah

Bagaimana Halimah bisa menjadi ibu susu Rasulullah SAW, kisahnya diceritakan sendiri oleh beliau yang ringkasnya sebagai berikut[2] :

Suatu kali dia pergi dari negerinya bersama suami dan anaknya yang masih kecil dan disusuinya, bersama beberapa wanita dari Bani Sa’ad. Tujuan mereka adalah mencari anak yang bisa disusui.

Dia berkata, “Itu terjadi pada masa paceklik, tak banyak kekayaan kami yang tersisa. Aku pergi sambil naik keledai betina berwarna putih milik kami dan seekor onta yang sudah tua yang tidak bisa diambil air susunya lagi walau setetes pun. Sepanjang malam kami tidak pernah tidur karena harus meninabobokan bayi kami yang terus-menerus menangis karena kelaparan. Air susuku juga tidak bisa diharapkan. Sekalipun kami masih tetap mengharapkan adanya uluran tangan dan jalan keluar.

Aku pun pergi sambil menunggang keledai betina kami dan hampir tak pernah turun dari punggungnya, sehingga keledai itu pun semakin lemah kondisinya. Akhirnya kami serombongan tiba di Makkah dan kami langsung mencari bayi-bayi yang bisa kami susui.

Setiap wanita dari rombongan kami yang ditawari Rasulullah SAW pasti menolaknya, setelah tahu bahwa beliau adalah anak yatim. Tidak mengherankan, sebab memang kami mengharapkan imbalan yang cukup memadai dari bapak bayi yang hendak kami susui.

Kami semua berkata, “Dia adalah anak yatim.” Tidak ada pilihan bagi ibu dan kakek beliau, karena kami tidak menyukai keadaan seperti itu.

Setiap wanita dari rombongan kami sudah mendapatkan bayi yang disusuinya, kecuali aku sendiri.

Tatkala kami sudah siap-siap untuk kembali, aku berkata kepada suamiku, “Demi Allah, aku tidak ingin kembali bersama teman-temanku tanpa membawa seorang bayi yang aku susui. Demi Allah, aku benar-benar akan mendatangi anak yatim itu dan membawanya.”

Suaminya berkata, “Memang ada baiknya jika engkau melakukan itu, semoga saja Allah mendatangkan barakah bagi kita pada diri anak itu.”

Halimah melanjutkan penuturannya, “Maka aku pun menemui bayi itu (beliau) dan aku siap membawanya. Tatkala menggendongnya seakan-akan aku tidak merasa repot karena mendapat beban yang lain.

Aku segera kembali menghampiri hewan tungganganku, dan tatkala aku mencoba menyusui, bayi itu mau menyusu sesukanya hingga kenyang.

Anak kandungku sendiri juga bisa menyusu sepuasnya hingga kenyang, setelah itu keduanya tertidur pulas. Padahal sebelum itu kami hampir tidak pernah tidur karena mengurus bayi kami.

Suamiku mengahampiri ontanya yang sudah tua. Ternyata air susunya menjadi penuh. Maka kami memerahnya. Suamiku bisa minum air susu onta kami, begitu pula aku, hingga kami benar-benar kenyang. Malam itu adalah malam yang terasa paling indah bagi kami.

“Demi Allah, tahukah engkau wahai Halimah, engkau telah mengambil satu jiwa yang penuh barakah,” kata suamiku pada esok harinya.

“Demi Allah, aku pun berharap yang demikian itu,” kataku.

Halimah melanjutkan penuturannya, “Kemudian kami pun siap-siap pergi dan aku menunggang keledaiku. Semua bawaan kami, juga kunaikkan bersamaku di atas punggungnya.

Demi Allah, setelah kami menempuh perjalanan sekian jauh, tentulah keledai-keledai mereka (rombongan Bani Sa'ad) tidak akan mampu membawa beban seperti yang aku bebankan di atas punggung keledaiku. Sehingga rekan-rekanku berkata kepadaku, “Wahai putri Dzu’aib, celaka engkau! Tunggulah kami! Bukankah keledaimu yang pernah engkau bawa bersama kita dulu?”

“Demi Allah, begitulah. Ini adalah keledai yang dulu.” Kataku.

“Demi Allah, keledaimu itu kini bertambah perkasa.” Kata mereka.

Kami pun tiba di tempat tinggal kami di daerah Bani Sa’ad, aku tidak pernah melihat sepetak tanah pun milik kami yang lebih subur saat itu. Domba-domba kami menyongsong kedatangan kami dalam keadaan kenyang dan air susunya penuh berisi, sehingga kami bisa memerahnya dan meminumnya.

Sementara setiap orang yang memerah air susu hewannya sama sekali tidak mengeluarkan air susu walau setetes pun dan kelenjar susunya juga kering.

Sehingga mereka berkata garang kepada para penggembalanya, “Celakalah kalian! Lepaskanlah hewan gembalaan kalian, di tempat gembalaannya putri Abu Dzu’aib.”

Namun domba-domba mereka pulang tetap dalam keadaan lapar dan tak setetes pun mengeluarkan air susu. Sementara domba-dombaku pulang dalam keadaan kenyang dan kelenjar susunya penuh berisi.

Kami senantiasa mendapatkan tambahan barakah dan kebaikan dari Allah selama dua tahun menyusui anak ini.

Lalu kami menyapihnya. Dia tumbuh dengan baik, tidak seperti bayi-bayi yang lain. Bahkan sebelum usia dua tahun pun dia sudah tumbuh pesat.

Kemudian kami membawanya kepada ibunya, meskipun masih berharap agar anak itu tetap berada di tengah-tengah kami, karena kami bisa merasakan barakahnya. Maka kami menyampaikan niat ini kepada ibunya.

Aku berkata kepadanya, “Andaikan saja engkau sudi membiarkan anak kami ini tetap bersama kami hingga menjadi besar. Sebab aku khawatir dia terserang penyakit yang biasa menjalar di Makkah.”

Kami terus merayu ibunya agar dia merelakan anak itu tinggal bersama kami.

Begitulah Rasulullah SAW tinggal di tengah Bani Sa’ad, hingga tatkala berumur empat atau lima tahun, terjadi peristiwa pembelahan dada beliau.

Imam Muslim meriwayatkan dari Anas yang bercerita, bahwa :

Rasulullah SAW didatangi Jibril, yang saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya.

Jibril memegang beliau dan menelentangkannya, lalu membelah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata, “Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.”

Lalu Jibril mencucinya di sebuah bejana dari emas, dengan menggunakan air Zamzam, kemudian menata dan memasukkannya ke tempatnya semula.

Anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susunya dan berkata, “Muhammad telah dibunuh!” Mereka pun menemui beliau yang datang dengan wajah pucat. (HR. Muslim)[3]

Penghormatan Rasulullah SAW

Satu potret penghormatan Rasulullah SAW terhadap ibu susunya terlihat di Ji’ranah sebagaimana yang diceritakan oleh ‘Amir ibn Watsilah al-Kinani yang berkata : Aku melihat Rasulullah SAW membagi-bagikan daging di Ji’ranah, kala itu usiaku masih kecil, aku membawa tulang-tulang onta, tiba-tiba datang seorang perempuan mendekati Nabi SAW, kemudian baginda menghamparkan sorbannya, dan perempuan itu duduk di atasnya. Akupun bertanya : Siapakah perempuan ini ? Beberapa orang sahabat menjawab : Dia adalah ibu yang menyusuinya dulu. (HR. Abu Dawud)[4]

Penghormatan Khadijah

Ketika Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah, Halimah al-Sa'diyah datang ke Makkah mengucapkan selamat, karena anak susunya telah menikah.

Sebagai penghormatan dan tanda terima kasih, Khadijah yang dikenal kaya dan dermawan memberikan hadiah kepada ibu susu suami yang dicintai dan dikaguminya. Khadijah memberikan hadiah 40 ekor kambing.

4. Khaulah bint al-Mundzir

Dari keempat nama tadi, yang tidak diperselisihkan para sejarawan Islam adalah Tsuwaybah dan Halimah.

B. Ibu Asuh

Ummu Aiman Ibu Asuh Rasulullah SAW

Ibu Asuh Rasulullah SAW adalah Ummu Aiman, nama sebenarnya adalah Barakah bint Tsa’labah ibn ‘Amr ibn Hishn ibn Malik ibn Salamah ibn al-Nu’man al-Habasyiyah. Berasal dari Habasyah.

Dia adalah mawali/budak/pembantu Abdullah ibn Abdul Mutthalib, ayah Rasulullah SAW.

Menikah dengan ‘Ubayd ibn al-Harits al-Khazraji setelah Rasulullah SAW memerdekakannya. Dari perkawinan ini lahir Aiman.

Dikatakan sebagai ibu asuh karena setelah kepergian Aminah bint Wahb, ibu kandung Rasulullah SAW ketika baginda masih berusia 6 tahun, Ummu Aiman lah yang menjaga dan mengasuhnya serta membantu keperluan seorang anak dari mulai makan, minum, pakaian dan lain sebagainya.

Rasulullah SAW sering memanggilnya dengan sapaan Ummah (ibu).

Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda : Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibundaku.

Perjuangan Ummu Aiman

Ummu Aiman adalah termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, paling tidak, untuk wanita, beliau masuk setelah Khadijah atau setelah putri-putri Rasulullah SAW atau masuk dalam kategori sepuluh wanita pertama masuk Islam.

Semasa di Makkah, karena termasuk orang biasa, beliau mendapat perlakuan kasar dan buruk dari pemuka Quraisy.

Ketika hijrah diizinkan, beliau termasuk orang yang ikut hijrah ke Habasyah. Kemudian beliau termasuk orang yang kembali ke Makkah bersama rombongan.

Ketika hijrah ke Madinah, beliau termasuk yang berhijrah, bahkan dengan berjalan kaki dan dalam kondisi puasa.

Meski tidak sendiri dan tetap bersama rombongan, beliau tidak menunggang onta apalagi kuda. Jarak 430 km ditempuh dengan berjalan kaki.

Sampai akhirnya, karomah Allah SWT diberikan untuknya. Siang yang panas tetap dilaluinya dengan kesabaran dan ketabahan. Ketika datang waktu berbuka, Ummu Aiman tidak mendapatkan air untuk diminum. Tiba-tiba muncul gumpalan awan yang membentuk seperti ember putih, beliau mengambilnya dan meminum darinya. Setelah minum sampai hilang dahaganya, beliau melanjutkan perjalanannya ke Madinah tanpa pernah merasakan haus kembali. Bahkan sampai akhir hayatnya.

Bahkan, beliau bercerita bahwa suatu ketika beliau sengaja tawaf di siang hari di panas yang terik dengan harapan akan merasa haus, tapi ternyata beliau tidak juga merasa haus.

Cerita Lucu

Ummu Aiman ra. bercerita :

Suatu ketika Rasulullah SAW menginap di rumah. Ketika malam beliau bangun dan buang air di bejana. Tak lama kemudian saya terbangun dan mencari minum karena kehausan, saya mendapatkan air di bejana, dan saya langsung meminumnya.

Esok paginya, Rasulullah SAW berkata kepadaku :"Wahai Ummu Aiman, tolong buangkan air yang ada di bejana."

Saya pun menjawab : "Wahai Rasulullah SAW, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan haq, saya sudah minum air yang ada di dalamnya."

Rasulullah SAW tertawa sampai terlihat giginya lalu bersabda : "Sungguh perutmu tidak akan sakit lagi setelah ini."

Keluarga

Setelah dimerdekakan oleh Rasulullah SAW, Barakah (nama asli Ummu Aiman) menikah dengan ‘Ubayd ibn al-Harits al-Khazraji. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Aiman. Karena itulah beliau dipanggil dengan nama Ummu Aiman.

Aiman sendiri tumbuh menjadi pemuda yang gagah, berjuang bersama Rasulullah SAW sampai akhirnya syahid di perang Hunain.

Ketika Ummu Aiman menjanda, masih lagi di Makkah sebelum hijrah. Rasulullah SAW berkata kepada para sahabatnya : Barang siapa yang ingin menikahi perempuan ahli surga, maka hendaklah dia menikahi Ummu Aiman.

Mendengar tawaran dan berita baik, Zayd ibn Haritsah langsung menyatakan minatnya dan melamarnya.

Dari perkawinan ini, lahir Usamah ibn Zayd, orang yang dicintai Rasulullah SAW dan anak orang yang dicintai Rasulullah SAW.

Wafat

Ketika Rasulullah SAW meninggal, Abu Bakar mengajak Umar untuk menjenguk Ummu Aiman dengan harapan semoga dapat meringankan kesedihannya. Setelah berjumpa, Ummu Aiman menangis. Abu Bakar berkata : Kenapa kamu menangis, apa yang disiapkan Allah lebih baik untuk Rasulullah SAW.

Ummu Aiman menjawab : Aku bukan tidak tahu hal itu, tetapi aku sedih karena wahyu sudah terputus dari langit.

Terdapat beberapa riwayat tentang tahun wafatnya, ada yang mengatakan 5 bulan setelah wafatnya Rasulullah SAW, ada juga yang mengatakan 6 bulan kemudian.

Dalam kitab Nisa’ Hawl al-Rasul SAW, dipilih pendapat yang mengatakan bahwa beliau meninggal 20 hari setelah terbunuhnya Umar, atau tahun 23 H.

C. Ibu Angkat

Fatimah bint Asad Ibu Angkat Rasulullah SAW

Dia adalah Fatimah bint Asad ibn Hasyim ibn Abd Manaf.

Beliau adalah istri dari Abu Thalib, paman Rasulullah SAW.

Beliau juga merupakan ibu dari sepupu Rasulullah SAW dari Abu Thalib : Ali, Thalib, ‘Aqil, Ja’far, Ummu Hani, Jumanah dan Raythah.

Beliau lah yang mengasuh secara langsung Rasulullah SAW selama beliau ada di rumah Abu Thalib bersama Ummu Aiman sebagai pembantu mereka.

Fatimah bint Asad baru masuk Islam setelah suaminya Abu Thalib meninggal. Beliau berbai'at dengan Rasulullah SAW dan menjadi muslimah yang baik.

Beliau ikut berhijrah ke Madinah, dan setelah itu ikut berperan dan membantu Rasulullah SAW dalam perjuangannya dan peperangannya.

Selain itu, beliau juga berperan besar dalam mendidik dan membesarkan putra putrinya yang kesemuanya merupakan orang-orang yang sangat berperan dalam perjuangan Rasulullah SAW.

Riwayat

Dari Ibn Abbas : “Ketika Fatimah bint Asad ibn Hasyim, ibunda Ali ibn Abi Thalib meninggal, Rasulullah SAW membuka bajunya dan mengkafani Fatimah bint Asad ibn Hasyim, dan Rasulullah SAW berbaring di liang lahatnya, sesudah pemakaman selesai, para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, Engkau melakukan sesuatu yang tidak pernah engkau lakukan pada orang lain. Beliau menjawab : Aku memakaikannya bajuku supaya beliau memakai pakaian Ahli Surga, dan aku berbaring di liang lahatnya dengan harapan dapat meringankan himpitan kuburnya, beliau termasuk orang yang sangat berjasa kepadaku sesudah Abu Thalib”.

Di riwayat yang lain Rasulullah SAW mendoakannya sesudah berbaring di liang lahadnya, “Allah yang menghidupkan dan mematikan, Dia-lah yang Maha Hidup dan tidak akan mati, ampunilah Ibuku dan berilah Hujjah baginya, lapangkanlah kuburnya, demi Nabi-Mu dan nabi-nabi sebelumku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".

Wafat

Beliau meninggal di Madinah.

Ketika meninggal, Rasulullah SAW yang mengkafankannya, bahkan dengan menggunakan bajunya. Beliau juga yang ikut turun ke dalam liang lahat bahkan sempat tiduran di sisinya.

Setelah keluar dari liang lahat, Rasulullah SAW terlihat menangis.

Melihat hal yang diluar kebiasaan itu, Umar bertanya : Wahai Rasulullah, kenapa kamu melakukan sesuatu yang tidak pernah engkau lakukan terhadap orang lain ?

Rasulullah SAW menjawab : "Wahai Umar, perempuan ini di mataku adalah seperti ibu yang melahirkanku. Ketika Abu Thalib mencari nafkah, beliaulah yang menyiapkan makanan dan aku makan bersama mereka".

Ketika para sahabat bertanya hal yang sama, Rasulullah SAW menjawab : "Sesungguhnya, tidak ada orang yang berbuat lebih baik kepadaku setelah Abu Thalib dari dia. Aku pakaikan bajuku dengan harapan dia dipakaikan baju dari surga, aku tiduran di liang lahatnya dengan harapan dia diringankan dari azab kubur."


[1] Sahih al-Bukhari, hadis no. 4711; Sahih Muslim, hadis no. 2626. Tambahan dalam riwayat al-Bukhari : Urwah berkata : Tsuwaybah adalah maulat (budaknya) Abu Lahab, Abu Lahab kemudian memerdekakannya, kemudian dia menyusui Nabi SAW.

[2] Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury, hal. 76 - 79

[3] Sahih Muslim, hadis no. 236.

[4] Hadis diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam al-Sunan, hadis no. 4478.
http://www.pusatkajianhadis.com/?q=content/keluarga-rasulullah-saw-bagian-2

Keluarga Rasulullah saw (Bagian 1)

Ayah dan Ibu Rasulullah saw

A. Pengantar

Nama ayah baginda ialah : Abdullah ibn Abdul Mutthalib ibn Hasyim ibn Abd Manaf ibn Qushay ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka’ab ibn Lu’ay ibn Ghalib ibn Fihr ibn Malik ibn al-Nadhr ibn Kinanah ibn Khuzaimah ibn Mudrikah ibn Ilyas ibn Mudhar ibn Nizar ibn Ma’ad ibn Adnan.

Sedangkan nama ibunya ialah : Aminah bint Wahb ibn Abd Manaf ibn Zuhrah ibn Kilab.

Nasab kedua orangtua baginda bertemu di salah satu kakek mereka yang bernama Kilab.

B. Ayah

Ayahanda Rasulullah SAW

Abdullah ibn Abdul Mutthalib ibn Hasyim adalah putra terkecil pasangan Abdul Mutthalib dengan Fatimah bint ‘Amr.

Abdullah merupakan putra Abdul Mutthalib yang terbaik, paling disayang dan dikenal sebagai sembelihan (al-Dzabih).

Dijuluki sebagai sembelihan adalah karena Abdul Mutthalib bernazar bahwa jika anak laki-lakinya genap sepuluh maka satu diantaranya akan disembelih. Dan ternyata Allah memberinya sepuluh anak laki-laki.

Maka terjadilah pengundian dan ternyata anak yang harus disembelih itu jatuh ke Abdullah. Abdul Mutthalib ingin melaksanakan nazar ini, dia segera mengambil pisau dan pergi menuju Ka’bah untuk menyembelihnya. Tiba di depan Ka’bah, kaum Quraisy melarangnya, terutama paman-pamannya. Lantas dia bertanya bagaimana saya harus melaksanakan nazar saya? Akhirnya disarankan untuk dibawa ke Arafah, lalu diundi lagi.

Jika diundi yang keluar nama Abdullah, maka Abdul Mutthalib akan bersedekah dengan 10 ekor onta sebagai ganti anaknya dan begitu seterusnya, dan jika yang keluar nama onta, maka dia akan berhenti dan onta sebanyak itu akan disembelih.

Sampai sepuluh kali undian, nama yang keluar adalah Abdullah. Itu berarti sudah 100 onta yang harus dipotong.

Baru pada undian kesebelas, nama yang keluar adalah onta. Walhasil, 100 ekor onta akhirnya dipotong sebagai pengganti jasad atau jiwanya Abdullah.

Kelebihan Abdullah

Dari sisi keturunan, Abdullah adalah putra Abdul Mutthalib, pemuka Quraisy dan orang yang paling dihormati di Makkah.

Dari sisi akhlak, Abdullah merupakan orang yang dikenal sebagai pemuda yang berakhlak mulia. Bahkan, kebiasaan negatif yang banyak dilakukan oleh pemuda Makkah, beliau tidak ikut melakukannya. Termasuk zina. Bahkan beliau bertekad untuk tidak pernah melakukan hubungan badan dengan lawan jenis kecuali dengan istrinya.

Di usianya yang ke-25, beliau dinikahkan dengan Aminah, putri Wahb, seorang pemuka Quraisy. Dengan Aminah inilah Abdullah pertama kali melakukan hubungan biologis.

Dalam beberapa referensi diceritakan bahwa, kedua pasangan ini baru melakukannya sekali, setelah itu, Abdullah sudah diperintahkan oleh orang tuanya pergi ke Syam untuk berdagang.

Wafat

Terdapat beberapa riwayat tentang wafatnya Abdullah.

Pertama dan yang paling populer :

1. Abdullah meninggal dalam perjalanan kembali ke Makkah, dimakamkan di Abha. Rasulullah SAW masih dalam kandungan ibunya di bulan keenam.
2. Riwayat kedua, beliau kembali dari berdagang ke Syam.
3. Ada juga riwayat yang mengatakan beliau baru kembali dari Madinah guna memetik kurma untuk dibawa ke Makkah.Ada juga pendapat yang mengatakan beliau sakit di Madinah, lalu belum lagi sembuh benar beliau pulang ke Makkah dan meninggal, itu terjadi setelah kelahiran Rasulullah SAW 2 bulan.

Ketika wafat usia Abdullah 25 tahun.

Warisan yang ditinggalkan Abdullah adalah : 5 ekor onta, beberapa ekor kambing dan seorang budak perempuan yang bernama Barakah atau yang lebih dikenal dengan Ummu Aiman.

C. Ibu Kandung

Ibunda Rasulullah SAW

Aminah bint Wahb ibn Abd Manaf ibn Zuhrah ibn Kilab ibn Murrah.

Lahir di Makkah, sekitar 18 tahun sebelum Rasulullah SAW dilahirkan.

Ibunya adalah : Barrah bint Abd al-’Uzza ibn Utsman ibn Abd al-Dar, ibn Qushay ibn Kilab, ibn Murrah.

Wanita dengan nasab terbaik yang ada di Quraisy, mempunyai akhlak yang baik dan menjaga kehormatannya dengan baik.Wanita yang Rasulullah SAW banggakan dengan sabdanya :

Sesungguhnya aku adalah anak seorang perempuan dari Quraisy yang

memakan Qadid (dendeng). (HR. Ibn Majah)[1]

Allah terus memindahkan aku dari tulang shulb yang baik, dipindahkan ke rahim yang suci, bersih, terpilih. Tidaklah ia mempunyai dua cabang kecuali aku masuk dalam yang terbaik.

Pernikahannya dengan Abdullah

Di hari-hari pesta pernikahan, di malam pertama pasangan pengantin ini, Aminah bermimpi yang ia ceritakan kepada suaminya Abdullah : Aku melihat cahaya yang memancar dengan lembut sehingga menerangi dunia dan seisinya. Hingga seolah-olah terlihat olehnya megahnya istana Bushra di negeri Syam. Lalu ada suara yang membisik : Kamu sudah mengandung pemimpin umat ini.

Alkisah, Aminah teringat seorang peramal Quraisy yang bernama Sauda’ Bint Zuhrah al-Kilabiyah pernah berkata kepada penduduk Bani Zuhrah bahwa akan lahir dari turunan kalian seorang pengingat atau pemberi peringatan. Para penduduk kala itu meminta peramal ini untuk menunjukkan orang yang akan melahirkan dari rahimnya pemberi peringatan tersebut. Sauda’ sang peramal menunjuk kepada Aminah.

Kejadian serupa menimpa Abdullah yang menjelang malam pertamanya dengan Aminah, datang kepadanya Putri Naufal ibn Asad, saudara perempuan Waraqah ibn Naufal sang pendeta, dia menawarkan diri untuk dinikahi atau disetubuhi pada malam itu juga. Akan tetapi Abdullah yang sudah berjanji akan menjaga keperjakaannya menolak. Esok harinya, ketika Abdullah bertemu dengannya lagi, Abdullah bertanya : Mengapa engkau tidak menawarkan diri kepadaku lagi? wanita itu menjawab : Cahaya yang menemani kamu kemarin sudah tidak ada lagi hari ini, maka saya tidak menginginkanmu lagi.

10 hari pasangan suami istri ini menikmati indahnya rumah tangga, sampai akhirnya Abdullah harus ikut bergabung dengan rombongan pedagang yang akan berangkat ke Syam.

Menunggu Suami

Sebulan setelah kepergian sang suami, Aminah merasa bahwa ia hamil. Kondisi ini semakin menambah kerinduan kepada suami.

Tiba musim pedagang Makkah kembali dari Syam, Aminah yang ditemani oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, duduk menanti sang suami datang.

Ketika tamu datang, yang muncul adalah ayah dan mertuanya, Wahb dan Abdul Mutthalib. Mereka mengabarkan bahwa Abdullah harus tinggal di Yatsrib, di rumah seorang kerabat, karena sakit yang diderita.

Selang beberapa hari kemudian, utusan dari Yatsrib datang membawa kabar duka, Abdullah meninggal dunia.

Pengantin baru ini sedih luar biasa, kerinduan akan suami sangat terasa. Namun takdir tidak bisa ditolak, ajal tidak bisa ditunda. Kematian akhirnya akan datang kepada siapa saja.

Melahirkan Anak Pertama

Sembilan bulan janin dikandung, tiba harinya, lahirlah bayi yang dinantikan itu. Detik-detik sebelum kelahiran bayi ini, Aminah menyaksikan cahaya menyinari rumahnya.

Bidan yang menangani prosesi kelahiran ini adalah al-Syifa', ibu dari Abdurrahman ibn ‘Auf. Dia bercerita bahwa yang dia lihat pertama kali adalah cahaya yang begitu terang benderang. Tidak ada kesulitan sama sekali dalam proses persalinan ini. Ditemani oleh Ummu Aiman, sang pembantu, al-Syifa' dengan mudah melaksanakan tugasnya sebagai seorang bidan.

Kegembiraan pun menyelimuti Aminah, bayi yang ditunggu-tunggunya sudah lahir dengan selamat, bahkan penuh dengan keajaiban.

Belum lagi kegembiraan itu sempurna, kesedihan harus datang lagi, sang anak tidak mau disusui. Hari pertama ditolak, hari kedua demikian pula. Ibu muda ini pun bingung, 2 hari bayi ini tidak makan apa-apa, bagaimana jika dia sakit lalu meninggal. Kesedihan dan kekhawatiran seorang ibu pun mulai menyelimuti dirinya.

Ketika keadaannya seperti itu, datanglah Tsuwaybah, budak atau pembantu Abu Lahab, paman si bayi, menawarkan untuk menyusuinya. Dan aneh, bayi ini mau disusui oleh Tsuwaybah. Alhasil, Tsuwaybah menjadi ibu susu bayi ini untuk beberapa hari.

Pendidikan Awal Untuk Sang Putra

Bayi yang baru dilahirkannya, diambil oleh sang kakek, Abdul Mutthalib, dibawa ke Ka’bah, di sanalah ia dinamakan dengan Muhammad.

Tidak lama kemudian, sekitar 8 hari, sebagaimana adat orang Makkah pada waktu itu, mereka menitipkan anak-anaknya kepada ibu-ibu susu. Muhammad pun dititipkan kepada Halimah al-Sa’diyah untuk disusui dan dididik di kampungnya, daerah Bani Sa’ad (sekitar 25 km dari Makkah).

Dua tahun Muhammad dititipkan di Bani Sa’ad, baru kemudian dikembalikan ke pangkuan ibu kandungnya. Akan tetapi dengan bujuk rayu Halimah dan suaminya al-Harits, Muhammad kembali dititipkan kepadanya.

Selang beberapa bulan kemudian, Muhammad dikembalikan lagi kepada ibu kandungnya di Makkah, dan mulai saat itu, Muhammad berada di bawah belai kasih dan didikan Aminah serta bantuan Ummu Aiman sang pembantu.

Dengan penuh kasih sayang dan perhatian, Aminah membesarkan putra tunggalnya Muhammad, hari demi hari, bulan demi bulan.

Wafat

Tiga tahun Aminah mendidik anak tunggalnya dengan suka dan duka. Kelucuan, keceriaan dan ketangkasan Muhammad, mampu untuk menggembirakan hatinya. Namun, kerinduan akan mendiang suami tidak juga bisa terlupakan. Ia memutuskan untuk menziarahi makam sang suami sambil menziarahi kerabat yang ada di kota Yatsrib.

Dengan mengajak serta anak dan pembantunya Ummu Aiman, Aminah mengikut kafilah dagang, berangkat ke Yatsrib. Dalam riwayat, ikut pula mertua beliau Abdul Mutthalib.

Ajal tidak dapat ditolak, malaikat maut tidak pernah kompromi, kematian akan datang kepada setiap manusia pada saat yang sudah ditentukan.

Di tengah perjalanan pulang kembali ke Makkah, tepatnya di kampung Abwa, 210 km dari Madinah arah Makkah, Aminah meninggal dunia dan dimakamkan di sana.

Usia beliau kala itu sekitar 24 tahun.

Lengkap sudah, Muhammad menjadi yatim piatu. Mulai hari itu, anak kecil ini tidak lagi akan mendengar canda ibu, setelah dia tidak pernah melihat kharisma wajah sang ayah. Muhammad kembali ke Makkah bersama Ummu Aiman, kakeknya Abdul Mutthalib dan rombongan kafilah dagang.


[1] Hadis diriwayatkan oleh Ibn Majah dalam al-Sunan, hadis no. 3303.





Diambil dari: CD Potret Pribadi dan Kehidupan Rasulullah SAW.

NAMA DAN GELAR RASULULLAH SAW

I. Nama-nama Rasulullah SAW

Selain nama Muhammad, beliau juga dikenal dengan beberapa nama lain :

1. AHMAD, seperti yang terdapat di al-Qur’an, Injil & Taurat. Ahmad berarti terpuji.

2. AL-MAHI, berarti yang menghapus, karena Allah SWT menghapus kekafiran melaluinya.

3. AL-HASYIR, berarti yang mengumpulkan, karena seluruh manusia akan berkumpul di bawah kakinya.

4. AL-‘AQIB, berarti yang mengakhiri, karena tidak ada lagi Nabi setelahnya.

5. AL-MUQAFFA, berarti yang dimuliakan.



Riwayat :

Dari Muth’im ra. Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah al-Mahi (yang menghapus) karena Allah SWT menghapus kekafiran melalui diriku. Aku adalah al-Hasyir (yang mengumpulkan) karena seluruh manusia akan berkumpul setelahku. Aku juga adalah al-'Aqib

(yang mengakhiri) karena tidak ada lagi Nabi setelahku.

(HR. al-Bukhari, Muslim)[1]

Dari Huzaifah ra. bercerita bahwa :

Saya berjumpa dengan Nabi SAW di salah satu jalan di Madinah, baginda lalu berkata : Aku adalah Nabi pembawa rahmat, Aku adalah Nabi pembuka pintu taubat. Aku adalah al-Muqaffa (yang dimuliakan). Dan aku adalah Nabi yang terlibat dalam perang-perang besar.

(HR. al-Tirmizi)[2]

Nama-nama dalam al-Qur’an

Dalam al-Qur’an, nama Nabi Muhammad SAW disebutkan dengan beberapa nama lain :

1. Muhammad :



مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. (QS. al-Fath 48:29)



وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul[234]. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran 3:144)



وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآَمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ

Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki Keadaan mereka. (QS. Muhammad 47:2)



مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. al-Ahzab 33:40)



2. Ahmad :



وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ

Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS. al-Shaf 61:6)



3. Abdullah :



وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا

Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya. (QS. al-Jin 72:19)



4. Thaha :

طه . مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى.

Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah. (QS.Thaha 20:1-2)



5. Yasin :

يس. وَالْقُرْآَنِ الْحَكِيمِ. إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ.

Yaa siin. Demi al-Quran yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah seorang dari Rasul-rasul, (QS.Yasin 36:1-3)



Selain nama-nama tersebut, beberapa panggilan yang bermaksudkan Nabi Muhammad SAW, juga digunakan al-Qur’an. Antara lain : Rasul, Nabi, Ummiy, Syahid, Mubasysyir, Nadzir, Da’i ilallah, Siraj Munir, Ra’uf, Rahim, Nadzir Mubin, Mudzakkir, Rahmat, Ni’mah, Hadi, ‘Abd.


[1] Sahih al-Bukhari, hadis no. 4517; Sahih Muslim, hadis no. 4342.

[2] Syama'il al-Tirmizi, hadis no. 368.





Sumber : CD Interaktif Potret Pribadi dan Kehidupan Rasulullah SAW
http://www.pusatkajianhadis.com/?q=content/nama-dan-gelar-rasulullah-saw

Sabtu, 12 Februari 2011

Fakta Ilmiah: Mukjizat Nabi Muhammad Membelah Bulan



KISAH ini diceritakan oleh Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar (pakar Geologi Muslim) tentang pengalaman seorang pemimpin Al-Hizb al-Islamy Inggris yang masuk Islam karena takjub dengan kebenaran terbelahnya bulan.

Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah" (QS. Al-Qamar 1).

Apakah kalian akan membenarkan kisah dari ayat Al-Quran ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris?

Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?

Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut: Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari al-Quran. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi, “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah”, mengandung mukjizat secara ilmiah?”

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad Saw. sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana Nabi-nabi sebelumnya.

Mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam al-Quran dan sunnah-sunnah Rasulullah Saw.

Allah ta’alaa memang benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu. Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Makkah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?”

...Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya...

Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan”. Maka, Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu, Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka, serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!” Akan tetapi, para ahli mengatakan bahwa sihir memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya, akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Maka, mereka pun menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Lalu, orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Makkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.

Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Makkah, orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…”.



Akhirnya, sebagian mereka pun beriman sedangkan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah dekat hari qiamat dan telah terbelah bulan. Ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …. (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb al-Islamy Inggris.

Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati.” Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan al-Quran yang mulia. Aku pun berterima kasih kepadanya dan membawa terjemah itu pulang ke rumah. Ketika aku membuka-buka terjemahan al-Quran itu di rumah, surat yang pertama aku buka ternyata al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah… “.

Aku pun bergumam: “Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun menghentikan pembacaan ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Allah Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

suatu hari aku pun duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi di antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, ” Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna”. Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, tetapi justru dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan, di antara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakinya di bulan, di mana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”

Mereka pun menjawab, “Tidak, !!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.

Maka presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya? Mereka menjawab, “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Gambar ini di foto dari pesawat ulang alik NASAPresenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”.

...“Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”...

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad Saw. 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah.

Maka, aku pun berguman, “Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf al-Quran dan aku baca surat Al-Qamar, dan … saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Mahabenar Allah dengan segala Firman-Nya. [adrian/voa-islam.com]

Tautan Video tentang Prof. Dr. Zaghlul Al Najjar:

1. The Scientific Precision of the Qur'a
2. Scientific Miracles in theQur'an Prof Dr. Zaghloul el-Naggar

Catatan Redaksi :
Mengenai data terbelahnya bulan apakah fakta ataukah fiktif, para ilmuwan memang ada yang kontra dan banyak pula yang pro. Pro dan kontra ini terletak pada interpretasi terhadap gambar foto permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang di permukaan bulan.

Mengenai kebenaran berita tersebut, kami tidak berani berspekulasi, wallahu a'lam mana yang benar. Kami muat artikel "Mukjizat Terbelah" (Arab: Shaqq al-Qamar, Inggris: Moon Rille) di Citizen Journalism dengan banyak pertimbangan. Antara lain, karena sebelumnya artikel tersebut --atau yang serupa dengan artikel tersebut-- sudah pernah dipublikasikan di berbagai media, antara lain:
1. Majalah Qiblati Vol. 01/ No.05-Januari 2006 dengan judul "Bulan memang Terbelah."
2. Koran Republika, Jumat, 27 Februari 2009 dengan judul "Bulan Terbelah Memang Pernah Terjadi."
3. Majalah FOKKAL terbitan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Volume 7 Nomor 1 2007, dengan judul “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?”

Terlepas dari kontroversi tersebut, kita wajib meyakini adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Bisa dibuktikan atau tidak pada zaman sekarang ini, mukjizat tersebut harus kita imani, karena ada nasnya. Sebagaimana pula dengan mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena disebutkan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, walaupun kita bidak bisa membuktikan mekanisme fisisnya.
Sumber : Cahaya Iman

Belahan Jiwa


Dengan belahan jiwa kita berusaha menggenapkan setengah agama.
Dengan belahan jiwa kita belajar bertenggang rasa.
Dengan belahan jiwa kita menangis bahagia saat si kecil lahir ke dunia.
Dengan belahan jiwa kita belajar bersabar melewati malam-malam menegangkan saat buah hati panas demam.
Dengan belahan jiwa kita tersenyum gembira tatkala si buyung mulai memanggil ibu-ayah.
Dengan belahan jiwa kita berurai airmata ketika si kecil di panggung memainkan angklung dengan tangan mungilnya.
Dengan belahan jiwa kita belajar memahami arti saling mencinta.

Jumat, 11 Februari 2011

NASIBAH BIN KA’AB MUJAHIDAH YANG DIRINDUKAN SURGA

Nasibah bin Ka’ab adalah putra dari Abdulloh bin Kaab yang bergelar Ummu Umaroh , Beliau sosok wanita pertama yang mengangkat senjata berperang bersama Rosululloh Saw dalam perang UHUD yang telah menewaskan ribuan Sahabat – sahabat Rosululloh saw termasuk keluarga Nasibah bin Ka’ab yang semuanya gugur ikut berperang mendampingi Rosululloh saw. Ketika kaum Muslimin yang dipimpin Rosululloh saw berperang di Bukit UHUD , kala itu Nasibah bin Ka’ab sedang berada di rumah dan berkumpul dengan anggota keluarganya. Nasibah mendengar Teriakan riuh dan gema Takbir ‘Alloh huakkbar”, dan Nasibah memberitahu suaminya “Sa’id ” bahwa Rosululloh SAW dan pasukannya sedang bertempur di bukit UHUD. Seketika itu bangkitlah Sa’id dan menyuruh istrinya mempersiapkan Kuda dan senjata untuk ikut bergabung dengan rosululloh berperang melawan tentara kafir. Bawalah Pedang ini dan jangan Pulang sampai kau memperoleh kemenangan” kata Nasibah memberi semangat suaminya yang akan berperang. Ditatap wajah istrinya dengan penuh Cinta berangkatlah Sa’id dan bergabung dengan Rosululloh saw dan Rosulpun menatap Said dengan senyuman.

mujahiddes

Dengan gagah Said bertempur dengan pasukan kafir hingga akhirnya Said gugur ditebas pedang oleh tentara kafir. Lalu Rosululloh mengutus Sahabat untuk menemui istri Sa’id dirumah bahwa suaminya telah gugur. Berangkatlah utusan tersebut untuk menemui Nasibah bin Kaab istri Sa’id di rumah. “Assalamualaikum ” Wahai Nasibah ada Salam dari Rosululloh dan Suamimu Said telah gugur ” ,kata Utusan Rosululloh .” Innalillahi wa inna ilahi roji’un , alhamdulillah suamiku telah memperoleh kemenangan , lihatlah Wahai kedua anakku , Ayahmu telah memperoleh kemenangan , dia telah menjadi Syahid, Ibu menangis bukan karena sedih kehilangan Ayahmu Nak….tapi ibu sedih karena tidak ada yang menggantikan ayahmu untuk berjuang bersama Rosululloh . Bangkitlah Amar putra tertua Nasibah bin Kaab , Wahai ibu biar aku yang menggantikan posisi ayah untuk berjuang bersama Nabi Muhammad saw . Alhamdulillah pergilah Nak….jangan kau biarkan Rosulullloh terluka. Berangkatlah Amar bin Said bersama utusan Rosululloh dan menghadap Rosululloh SAW. Wahai Rosululloh Saya Amar putra Said akan bergabung dengan mu membela agama Alloh. Rasululloh saw memeluknya dengan haru” Engkau pemuda islam sejati dan Alloh memberkatimu. Bertempurlah Amar bin Said dengan gagahnya menghalau pasukan kafir. Hingga akhirnya Amar gugur sebagai Syahid. Datanglah utusan kembali menemui Nasibah bin Ka’ab dan mengabarkan berita gugurnya Amar putra tertua Nasibah. Meneteslah air mata Nasibah mendengar berita tersebut, melihat hal itu Ututsan Rosululloh mencoba menghiburnya . Namun Nasibah dengan Tegar mengatakan “Aku menangis bukan karena kehilangan putraku Amar , tapi siapa lagi yang aku utus untuk membantu Rosululloh saw berperang, sedangkan putra keduaku Saad masih terlalu remaja untuk ikut berperang melawan pasukan kafir ” Tiba tiba Saad putra kedua Nasibah bangkit’ Wahai ibu biar aku masih remaja izinkan aku juga membantu Rosulullloh dan akan aku buktikan bahwa aku mampu berperang seperti Ayah dan kakakku. Mendengar hal itu bukan main senangnya Nasibah bin Kaab, Alhamdulillah berangkatlah nak sampaikan salam ku untuk Rosululloh . Walaupun masih remaja namun kemampuan Saad untuk bertempur sangat luar biasa, banyak pasukan kafir yang tewas ditangan Saad. Bak singa mengamuk Saad mempora porandakan pertahanan pasukan kafir, hingga akhirnya sebilah anak panah menembus jantungnya dan gugurlah Saad dengan senyum kemenangan. Dan rosulullloh pun kembali mengutus sahabatnya untuk menyampaikan gugurnya Saad kerumah Nasibah . Wahai sahabat Rosul aku sudah tidak punya siapa siapa lagi , hanya tubuh renta ini yang aku miliki maka bawalah aku menemui Rosululoh untuk ikut berperang dengannya dengan lantang Nasibah mengutarakan Niatnya untuk berperang bersama Rosululloh. Menghadaplah Nasibah menemui Rosululloh untuk ikut angkat senjata bersamanya.” Wahai Nasibah belum waktunya perempuan untuk angkat senjata kata Rosululloh, untuk itu kau Rawatlah para prajurit yang terluka karena pahalanya sama dengan orang yang berperang.

Nasibah turut berjuang bersama pasukan muslimin dalam perang Uhud. Nasibah hanya membawa kantong air untuk memberi minum para pejuang serta perban untuk membalut luka mereka. Namun saat Nasibah melihat kemenangan kaum muslimin yang telah digenggam tiba tiba lepas karena banyak pasukan yang tidak menaati rasullulloh,Pasukan Rasululloh meninggalkan Bukit Uhud dan beberapa mereka mengumpulkan harta rampasan Perang dan Nasibah melihat orang orang meninggalkan rasululloh, maka Nasibahpun pun maju untuk membentengi rasullulloh dari serangan orang- orang kafir kafir. Ia berjuang begitu gigih demi melindungi Rosululloh SAW, dengan sebilah pedang Nasibah ikut berperang melindungi Rosululloh . Orang orang yang tadinya meninggalkan rosululloh tercengang ketika Rosulullloh di serang oleh pasukan kafir. Keadaan semakin kacau pasukan Rosululloh banyak yang gugur. Tangan Kanan Nasibah putus terhempas pedang kaum Kafir, namun tak mematahkan semangatnya untuk tetap berjuang membela agama Alloh. Dengan lengan yang putus Nasibah mencari Rosululloh dan merasa khawatir akan keselamatan Rosululloh dan hatinya galau takut Rosululloh Saw terluka, dan tiba tiba Pedang kaum kafir menebas lehernya robohlah tubuh Nasibah ketanah . dan seketika itu pula langit menjadi Gelap dan mendung . kedua pasukan yang saling bertempur terperangah melihat kejadian tersebut. Rasululloh saw pun bersabda” Kalian lihat langit tiba tiba mendung? itu adalah bayangan ribuan malaikat yang menyambut kedatangan arwah Nasibah Syahidah yang perkasa”. Subhahanalloh

KISAH MASUK ISLAMNYA KHALID BIN WALID ( PANGLIMA PERANG YANG TANGGUH)

Dahulu sebelum masuk Islam Nama Khalid bin Walid sangat termashur sebagai panglima Tentara Kaum Kafir Quraisy yang tak terkalahkan. Baju kebesarannya berkancingkan emas dan mahkota dikepalanya bertahtahkan berlian . Begitu gagah dan perkasanya Khalid baik di Medan perang maupun ahli dalam menyusun strategi perang. Pada waktu Perang UHUD melawan tentara Muslimin pimpinan Rosululloh SAW banyak Suhada yang Syahid terbunuh ditangan Khalid bin Walid dengan dengan Suara lantang diatas perbukitan Khalid bin Walid berkata” Hai Muhammad kami sudah Menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”. Rosululloh saw menjawab “Tidak aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid …Mereka yang gugur adalah Syahid , sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid mereka hidupdisisi Alloh SWT penuh dengan kemuliaan dan kenikmatan , mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akherat menuju surga Alloh karena membela Agama Alloh gugur sebagai syuhada akan tetapi Matinya tentaramu , matinya sebagai Kafir dan dimasukkan ke Neraka Jahannam. Setelah itu Khalid memerintahkan pasukannya untuk kembali, sejak itu Khalid termenung terngiang selalu akan kata kata Nabi Muhammad saw dan penasaran akan sosok Muhammad saw . Maka Khalid mengutus mata-mata ( intel ) untuk memantau dan mengamati aktivitas Muhammad Saw setelah perang Uhud tersebut. Setelah cukup lama memata-matai Rosululloh akhirnya utusan Khalid bin Walid melaporkan hasil pengamatan tersebut , kata utusan tersebut” Aku mendengar semangat juang yang dikemukakan muhammad kepada para pasukannya Muhammad mengatakan ” Aku heran kepada seorang panglima khalid bin Walid yang gagah perkasa dan cerdas , tapi kenapa dia tidak paham dengan AGAMA ALLOH yang aku bawa , sekiranya Khalid bin Walid tahu dan paham dengan Agama yang aku bawa , dia akan berjuang bersamaku( Muhammad ) , Khalid akan aku jadikan juru rundingku yang duduk bersanding di sampingku. Kata kata mutiara tersebut disampaikan mata-mata Khalid bin walid di Mekkah kepada panglimanya.

ikhwan_4-1Mendengar laporan Intel tersebut semakin membuat Risau Khalid bin Walid hingga akhirnya Khalid memutuskan untuk bertemu Muhammad dengan menyamar dan menggunakan Topeng menutup wajahnya hingga tidak di kenali oleh siapapapun. Khalid berangkat seorang diri dengan menunggang Kuda dan menggunakan baju kebesarnnya yang berhias emas serta mahkota bertahta berlian namun wajahnya ditutupi Topeng. Di tengah perjalanan Khalid bertemu dengan Bilal yang sedang bedakwah kepada para petani. Dengan Diam-diam Khalid mendengarkan dan menyimak apa yang di sampaikan oleh Bilal yang membacakan surat al hujarat ( Qs 49:13 ) yang artinya” Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh adalah orang-orang yang paling bertaqwa karena sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha Mengenal”

Khalid terperanga bagaimana mungkin Bilal yang kuketahui sebagai Budak hitam dan buta hurup bisa berbicara seindah dan sehebat itu tentu itu benar perkataan dan Firman Alloh. Namun gerak gerik mencurigakan Khalid bin walid di ketahui sayyidina Ali bin Abi Thalib , dengan lantang Ali berkata” Hai penunggang Kuda Bukalah topengmu agar aku bisa mengenalimu, bila niatmu baik aku akan layani dengan baiki dan bila niatmu buruk aku akan layani pula dengan buruk” Kata Ali bin Abi thalib.

Setelah itu dibukalah Topeng tampaklah wajah Khalid bin Walid seorang Panglima besar kaum Kafir Quraisy yang berjaya diperang UHUD dengan tatapan mata yang penuh karismatik Khalid berkata” Aku kemari punya Niat baik untuk bertemu Muhammad dan menyatakan diriku masuk Islam” Kata Khalid bin Walid. Wajah Ali yang sempat tegang berubah menjadi berseri-seri” Tunggulah kau di sini Khalid saya akan sampaikan berita gembira ini kepada Rosululloh saw” Kata Ali bi Abi thalib. Bergegas Ali menemui Rosululloh saw dan menyampaikan maksud kedatangan Khalid bin Walid sang panglima perang . Mendengar berita yang disampaikan Ali , wajah rosululloh SAW berseri seri lalu mengambil sorban hijau miliknya lalu dibentangkan di tanah sebagai tanda penghormatan kepada Khalid bin walid yang akan datang menemuinya. Lalu Rosululloh saw menyuruh Ali menjemput Khalid untuk menemuinya. Begitu Khalid datang Rosululloh langsung memeluknya. ” Ya rosululloh islam saya ” Kata Khalid bin Walid. Lalu Rosululloh saw mengajarkan kalimat Syahadat kepada Khalid maka Khalid bin walid telah memeluk agama Islam.

Begitu selesai membaca syahadat Khalid bin walid menanggalkan Mahkotanya yang bertahtahkan intan diserahkan kepada rosululloh, begitu pula dengan bajunya yang berkancingkan emas di serahkan juga kepada rosululloh saw. Namun begitu Khalid bin walid akan mencopot pedangnya dan menyerahkannya kepada Rosululloh , Baginda rosululloh melarangnya ” Jangan kau lepaskan pedang itu Khalid , karena dengan pedang itu nanti kamu akan berjuang membela agama Alloh bersamaku ” Kata Rosululloh saw . dan Nabi memberi gelar pedang tersebut dengan nama “Syaifulloh yang artinya “pedang Alloh yang terhunus. Setelah bergabungnya Khalid bin walid kedalam Islam, bertambah kuatlah pasukan Muslim hingga bisa menaklukan kota Mekkah dan Pasukan Kafir Quraiys secara drastis melemah bagaikan ayam kehilangan induknya

Kasyaf Terbukanya hijab antara seorang Hamba dengan Alloh



Saya teringat ketika masih Ta’lim di Pesantren darul hadist Alfaqihiyyah Malang Jawa timur, ketika musim liburan tiba para santri akan pulang ke daerahnya masing masing. Menjelang liburanpun Konsentrasi belajar sudah mulai terganggu , bayangan rumah dan bertemu dengan sanak saudara begitu terlintas dalam benak para santri. Seakan para Santri merasakan kebebasan sesaat . Ada beberapa Santri nakal yang meluapkan kebebasan dirumah dengan Nonton di Bioskop, mendengarkan Musik, Ngetrek dengan Gang Motor, Jalan jalan ke Mall Dll yang semua itu di larang di Pesantren. Termasuk saya yang bandel . Begitu memasuki tahun ajaran baru dimana semua santri harus kembali ke pesantren untuk kembali belajar dan harus melepas segala atribut kebebasan untuk konsentrasi belajar , membersihkan hati menuju ridho Alloh guna mendapat ilmu yang bermanfaat dan mendapat keberkahan dari Pendiri pesantren darul Hadist Alfaqihiyyah Al habib Abdul qodir bil Faqih dan Al habib Abdulloh Bil Faqih .

Suatu hari semua santri berkumpul di Aula untuk mendengarkan tausiyah yang di sampaikan oleh Putra guru Pon-pes Darul hadist Al faqihiyyah. Saya dan teman teman santri yang lain Habis di Marahi beliau , Beliau mengatakan kalau Muka saya dan teman teman yang lain hitam lebam karena kemaksiatan yang dilakukan sewaktu mengisi liburan di rumah. Saya tidak habis pikir bagaimana beliau bisa tahu kebandelan yang saya lakukan pada waktu libur bersama teman teman ?? . Saya jadi teringat cerita cerita kawan kawan santri bahwa ayahanda beliau Alhabib Abdulloh bil faqih pernah sholat di Masjid Agung kota Malang yang beliau lihat para jamaah yang sedang sholat wujud kepala mereka dalam Wujud binatang seperti babi dan monyet. Saya jadi merinding mendengar cerita Karomah beliau , Apa mungkin Wajah saya terlihat seperti seekor babi dalam pandangan mata guru saya ?? Kasyaf itulah sebutan yang pas untuk peristiwa seperti di atas.

Kasyaf adalah merupakan karomah dan karunia Alloh yang diberikan seorang hamba yang dikasihinya. Kasyaf dapat diartikan terbukanya tembok pemisah antara seorang hamba dengan Alloh untuk dapat melihat, merasakan dan mengetahui hal hal ghoib yang sangat sulit diterima oleh akal sehat . Nabi Muhammad saw pun mendapatkan karunia tersebut namun di sebut Mukjizat . ketika Nabi Muhammad SAW bepergian bersama Abu Bakar. Ketika melewati areal pemakaman, tiba-tiba Nabi berhenti di salah satu makam. Abu Bakar bertanya, kenapa kita berhenti di sini? Nabi kembali bertanya, apakah engkau tidak mendengarkan bahwa orang di bawah makam ini sedang disiksa dan menjerit kesakitan lantaran pada waktu hidupnya tidak bersih ketika ia habis membuang hajat kotoran. Ini pertanda bahwa ada telinga yang mampu mendengar suara-suara alam ghaib (di alam barzakh) dan yang lainnya tidak bisa.

Peristiwa Kasyaf juga pernah terjadi masa masa khalifah Umar bin khotob ketika beliau menjadi Khotib pada sholat Jumat , tiba tiba beliau berteriak “ Hai Sariah ….hai Tentaraku larilah kebukit itu…bukit itu…. Tentu saja sikap Umar tersebut membuat heran para Jamaah dan ketika selesai sholat Jumat Sayyidina Umar ditanya oleh sahabat Abdurrahman bin Auf “Ya Amirul mu’minin kenapa engkau berteriak teriak seraya pandangan matamu menatap jauh ketika berkhutbah ?? Kata Sayyidina Umar “ Beberapa waktu yang lalu aku mengutus Sariah dan bala tentaranya untuk membereskan gerombolan pengacau , tadi ketika aku sedang Khutbah tiba tiba di hadapanku tampak Sariah dan tentaranya terkepung oleh gerombolan pengacau dan tidak ada tempat untuk bertahan, maka aku melihat sebuah Bukit ..maka aku berteriak Hai Sariah…Hai Tentaraku Larilah ke bukit itu…bukit itu.. Sahabat Abdurrahman bin Auf hanya menganggukkan kepala antara percaya dan tidak. Maka beberapa lama kemudian datanglah rombongan Tentara yang dipimpin Sariah dan menceritakan dasyatnya peperangan yang mereka lakukan. Dan Sariahpun menceritakan bahwa Dia dan pasukannya di kepung gerombolan pengacau waktu itu terjadi pada saat waktunya kami Sholat Jumat , di saat pasukan kami kepepet Dia mendengar Suara Ghoib dari balik bukit “ Hai Sariah…Hai Tentararaku larilah kebukit itu…bukit itu, maka kamipun menuju bukit tersebut sebagai benteng pertahanan hingga kami memperoleh kemenangan.

Kasyaf yang menurut para Sufi adalah merupakan buah dari Zuhud yang membawa kita melintas alam Syahadah dan memasuki alam ghaib dengan menggunakan istilah sufi Zuhud yang mengantarkan kita pada alam Mukasyafah, tetapi Kasyaf tidak bisa diperoleh dengan usaha dan latihan .Kasyaf merupakan Karunia alloh yang diberikan kepada hambanya yang di Cintai dan di kasihi. Perasaan cinta kepada Alloh terus menerus diwujudkan sampai dapat mencapai ketingkat yang tinggi dan ini mengakibatkan dirinya dapat menguasai jiwanya, setidak tidaknya dapat mengurangi rasa cinta kepada perkara-perkara yang lain, sehingga selalu ingat dan tafakur kepada Alloh beserta sifat sifatnya serta keagungannya, didalam hati sanubarinya sudah tiada lagi sedikitpun ruangan untuk memikirkan hal hal lain diluar itu.

Kasyaf lebih merupakan akibat dari pada sebab. Kasyaf juga bukan merupakan tujuan para pencari Tuhan atau salikin. Namun kasyaf mempunyai peran penting untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas diri sang sufi. Kasyaf juga merupakan salah satu jenis pengetahuan langsung, yang dengan itu pengetahuan tentang Hakikat diungkapkan pada hati seorang sufi dan kekasih yang mencintai Allah.

Dengan sifat rahmat-Nya, Allah memberikan kepadanya sebuah Pengungkapan diri Allah. Tidak hanya menambah pengetahuannya tentang Allah, melainkan juga menambah kerinduannya yang bergelora dalam lautan cintanya kepada Allah. Disinilah seorang sufi sampai pada sebutan Ahli al-kasyaf wa al-wujud (Kaum Penyingkap dan Penemu). Dalam penyingkapan itulah mereka “menemukan” dan “bertemu” Allah.

Lalu bisakah orang awam seperti kita memperoleh karunia tersebut ?? Kenapa tidak ? Alloh maha rahman dan rohim , siapapun seorang hamba yang dikehendaki oleh Alloh mendapatkan karunia kasyaf tersebut tentu akan diberikan . dan tentunya ibadah serta amaliah semuanya semata mata untuk mendapatkan ridho alloh yang harus dikerjakan secara istiqomah. wallohualam

http://sachrony.wordpress.com/2011/01/28/kasyaf-terbukanya-hijab-antara-seorang-hamba-dengan-alloh/

Jadwal Maulid Nabi

13 februari 2011 Jam 08.00 Khaul Al-’Allamah Al-Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syathiridi Kediaman Al-Habib Abdurrahman bin Syekh Al-’AthosJl. Asem Baris – Jakarta Selatan

14 Februari 2011 Jam 18.30 WIB – selesaiMAULID AKBAR NABI BESAR MUHAMMAD SAW yg ke 1484 )Jl.Raya Petamburan, T.Abang – Jakarta Pusa:AL-HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB, FPI, LPI, MPI, FMI, MIS, MT.AL-ISHLAH & MT.PETAMBURAN

——————————————————————————————–
14 februari 2011 Jam 20.00 WIBMAULID NABI MUHAMMAD SAW dan HUT MAJELIS NURUL MUSTHOFA KE-15di Gelora Bung Karno – Senayan – Jakarta

15 Februari 2011 Jam 07.00 DZIKIR AKBAR MAJELIS RASULULLAH SAW dan MAULID TERBESAR DI DUNIA di Monumen Nasional ( MONAS ) – Jakarta

15 Februari 2011Jam 08.00 WIB Mauid di Kediaman Habib Ali bin SahilJl.KS Tubun 3 blakang hotel ibis slipi..

27 Feb 2011 Jam 16.00 Maulid nabi Muhammad saw di Al Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad(Habib Kuncung)Di Belakang Mall Kalibata.

28 Feb 2011 Jam 09.00 Maulid nabi Muhammad saw diPon-Pes Al Khoirot Habib Nagieb bin Syekh Abubakar bin SalimJl.Pengasinan, Bekasi Timur.

28 Feb 2011 Jam 16.00 Maulid nabi Muhammad saw di Habib Husin bin Ali Alatas Jl.Bulu,Condet.

01 Mar 2011 Jam 09.00 Khoul Al Habib Ali bin Husin AlatasJl.Buluh, Condet.

01 Mar 2011 Jam 18.00 Maulid nabi Muhammad saw Di Keramat Empang, Bogor.
02 Mar 2011 Jam 09.0 Khoul Al Imam Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas (Kramat Empang,Bogor).

02 Mar 2011Jam 18.00 Ziarah Kemakam Guru Besar Islam Indonesia Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi, Kwitang.

03 Mar 2011 Jam 09.00 Maulid nabi Muhammad saw di Pon-Pes Al HaromainAl Habib Hamid bin Abdullah Al kaffJl.Ganceng, Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur.

03 Mar 2011 Jam 16.00 Maulid Kamis Akhir Al Habib Ali bin Abdurahman Al Habsyi, Kwitang.

04 Mar 2011 Jam 04.30 Maulid nabi Muhammad saw dan sholat Subuh berJamaah di Majelis Ta’lim Al Afaf (Al Habib Ali bin Sayyidil Walid Al Habib Abdurahman Assegaf), Tebet Utara.

04 Mar 2011Jam 09.00 Maulid di Gedung Darul Aitam KH.Mas Mansyur,Tanah Abang, Jakarta Pusat.

05 Mar 2011Jam 09.00 maulid agung di Masjid Al Hawi, depan PGC cililitan Condet jkt timur

05 Mar 2011 Jam 12.00 Masjid Maulid nabi Muhammad saw di Assalafiyah (Al Habib Hud bin Bagir Alatas)Kebon Nanas, Jak-Tim.

05 Maret 2011Jam 20:00 – 23:00 MAJELIS TA’LIM NURUL QOMARIYAH ( Habib Ali Zaeanl Abidin Alaydrus )di PERUMAHAN CILEDUG INDAH II, PEDURENAN, KARANG TENGAH, CILEDUG, TANGERANG

06 Mar 2011 Jam 09.00 maulid akbar dan Ziarah bersama di masjid keramat Luar Batang (Al Imam Al Habib Husin bin Abubakar Alaydrus). jl.Luar batang V Penjaringan jakarta utara

06 Mar 2011 Jam 12.00 Maulid Masjid Kramat Kampung Bandan,Lodan ancol jakarta utara

6 Maret 2011 jam 07.00 – selesai Maulid di Ponpes Madinatunnajah, Jl. Jombang -BSD no 97. Jombang Ciputat Tangerang Selatan. Penceramah; Al Habib Muhammad Bin Husein Alaydrus, KH. Drs. Abdurrahaman Soheh, KH. Ahmad Zabidi Maemun, Lc. KH. Mahrus Amin. pada hari; Ahad,. Jazaakallah ahsanal jazaa.

07 Mar 2011Jam 16.00 Khoul Al Habib Salim bin Jindandi Majelis Ta’lim Habib Salim bin JindanJl.Otista Raya – Jakarta Timur(sebelah gelanggang olahraga Youth Center).

08 Mar 2011Jam 09.30 Maulid nabi Muhammad saw di Futuhat At-Thosiah (Alm.Al Habib Alwi bin Abdullah Alatas)Bulak Kapal,Bekasi Timur.

08 Mar 2011Jam 09.00 Maulid nabi Muhammad saw kaum ibu di Masjid Keramat Luar Batang (Khusus Kaum Ibu dan Remaja Putri).

10 Mar 2011 Jam 09.00 Maulid nabi Muhammad saw di Al Habib Salim bin Toha Al HaddadJl.Damai, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

12 Mar 2011Jam 09.00 Majelis Ta’lim Annur (Alm.Al Habib Husin bin Abdullah bin Muhsin Alatas)Jl. Otista,Tanggerang Kota.

12 Mar 2011 Jam 16.00 Maulid di Majelis Dzikir SYAMSI SYUMUS ( Habib Musthofa bin Abdulloh Alaydrus )Jl.Tebet Timur Dalam Raya No.16.

19 Mar 2011 Jam 18.00 Majelis Al Burdah (Habib Hasyim bin Syekh Abubakar bin Salim)Jl.Cikoko Jak-Tim.

19 Maret 2011, Bada Isya, Maulid Nabi besar Muhammad SAW, di MASJID JAMI’ ALMUJAHIDIN, Jl. Menteng Atas Selatan, Kel Menteng Atas, Jakarta Selatan (Masuk dari Jl Minangkabau) Penceramah :
1.KH ZEIN ROFIQ (dari Majelis Adzzikra)
2. KH ABDURAHMAN MADINA (Pimp Ponpes Alhidayah, Bekasi)
Insya Alloh dihadiri guru Setempat
. KH Drs Rusdi Ali (Guru Stetmpat, Dai Bintal DKI)
. KH Tengku Zulkarnain (Guru Setempat, WaSekjen MUI Pusat)



20 Maret 2011Jam 08.00 Maulid Nabi SAW dan Khaul Almarhum Al-Maghfurlah Mu’allim KH. Muhammad Syafi’i Hadzami JL. KH. Muhammad Syafi’i Hadzami No. 40Kebayoran Lama – Jakarta Selatan

27 MaretJam 8:00 – 11:30 Maulid Nabi Muhammad saw di PONPES & MAJLIS TA’LIM “AL KIFAHI ALTSAQAFY” ( Habib Umar bin Sayyidil Walid Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf )JL. SAWO kecik RAYA, BUKIT DURI, TEBET, JAK-SEL

27 Mar 2011Jam 10.00 Yayasan Al Fachriyyah (Alm Al Habib Novel bin Salim bin Jindan)Jl. Larangan, Cileduk., Tangerang.

Minggu, 3 April 2011Jam 09.00 Maulid Akbar & Haul Ke-IV Al Walid Al Habib Abdurahman bin Ahmad Assegafdi Majlis Ta’lim Wal Mudzakaroh Al BusyroCitayam



*Buat muhibbin yang punya jadwal lain silahkan tinggalkan pesan insya alloh saya tampilkan

*Mohon koreksi jika ada kesalahan
sumber :http://sachrony.wordpress.com/2011/02/04/jadwal-maulid-agung-2011/