Sabtu, 05 November 2011

RINDU KAMI PADAMU YA RASULALLAH SAW



RINDU KAMI PADAMU YA RASULALLAH SAW

Bagaimana kami tidak memujimu, Ya Rasulallah SAW, jika Allah SWT dan para Malaikat-Nya pun memujimu ?.

Biarlah sebagian orang menganggap kami melakukan syirk karena memujimu melalui shalawat dan puji-pujian.
Tapi jelas, kami tahu 100%, engkau bukanlah Tuhan, engkau makhluk sama seperti kami.

Namun tidaklah semua makhluk itu sama...
Meski batu cadas dan batu berlian sama-sama batu. Keduanya tidaklah sama harganya.

Engkau laksana batu berlian di antara batu-batu cadas.
Batu berlian mengeluarkan cahaya, sementara sementara batu cadas memantulkan kelam.

Kisah Isra Mi'raj ;

Ini adalah kisah abadi yang khusus terjadi kepada Insan Mulia, Kekasih Allah SWT. Tidak kepada makhluk selainnya. Kejadian ini saja sudah cukup untuk membedakan engkau dengan yang lainnya. Sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran :

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. 17:1).

Namun, yang menggetarkan bukan hanya kejadian ini saja. Namun bagaimana sikap engkau dalam kejadian ini. Berikut sebagian kisah, dikutip yang menggetarkan itu...

Disebutkan dalam Kitab Tanbihul Ghafilin karya Al Faqiih Az Zahid Al 'Alim Al 'Amil Al Ustadz Al Muhadits Al Muttaqin Al Kamil Maulana As Syeikh Nasr bin Muhammad bin Ibrahim As Samarqandi RA dlm bab 73 tentang Kelebihan Umat Nabi Muhammad SAW hal. 184 :

Diriwayatkan dari Muqatil Bin Hayyan , Nabi Muhammad SAW bersabda : "Malaikat Jibril as. Membawaku (di dalam Isra Mì'raj) sampai pada dinding besar Sidratil Muntaha, katanya : "Terus maju Nabi Muhammad SAW, Jawabku, "Tidak engkau saja, Lalu : Hai Nabi Muhammad, siapapun tidak diperkenankan melebihi batas ini, kecuali engkau, karena lebih tinggi dan mulia di sisi Allah melebihi aku. Kemudian beliau bergerak maju hingga ke suatu ranjang emas bersprei sutra surga, Seri Malaikat Jibril as. : "Hai Nabi Muhammad SAW dengarkan pujian Tuhan, berbaktilah jangan gentar atas firman-Nya, beliau segera memuji dengan ucapan :

At-tahiyatu li-Llah, wa shalatu wa thayibah.
( Segenap penghormatan, pujian dan kebaikan hanya milik-Mu, ya Allah )

Allah SWT menjawab :
Assalamu 'alaika ayyuhan Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh.
( Salam sejahtera atasmu Wahai Nabi, serta rahmat dan barakah pula bagimu ).

Mendapat ucapan salam dari Allah SWT, Rasulullah SAW tidaklah hanya ingat diri sendiri saja, namun justru kepada umatnya.

Sehingga Beliau menjawab :
Assalamu 'alaina wa 'alaa ibadillahi Shalihin...
( Salam sejahtera juga bagi kami ( semua ) dan atas hamba-hamba Allah yang shalih-shalih )

Alam semesta bergetar menyaksikan dialog yang agung, sehingga para malaikat menyambut :

Asyhadu An Laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
( Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang lain kecuali Allah SWT, Dan Nabi Muhammad hamba dan RasulNya.

Inilah kisah agung, tentang kecintaanmu kepada umatmu. Yang kemudian diabadikan dalam shalat di saat tahiyat. Mari kita resapi kisah ini ketika kita duduk tasyahud menghadap Allah SWT, hati kita akan bergetar karena keagungan Allah SWT dan kecintaan Rasulullah SAW. Kebanyakan para Sufi menganggap kisah ini adalah puncak spiritulitas, dan mereka berkata seandainya mereka mengalami itu, mereka tidak ingin kembali ke dunia. Namun, Rasulullah SAW bukanlah spiritulis yang individual. Kedalaman spiritualnya dinyatakan dalam membangun, membina dan mencintai umatnya. Kedalaman spiritual bukanlah diukur dari pengalaman spiritual semata, namun apa yang disumbangkan bagi spiritualitas umat.

Asraqal badru 'alaina min saniatil wada, wajaba syukru 'alaina ma da'a lillahi daa.

Rindu kami padamu, Ya Rasulallah SAW...

ALLOHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYIDINA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI SAYIDINA MUHAMMAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar