Kamis, 24 Maret 2011

Keluhuran Sifat Dermawan dalam Kacamata Islam

Berkata Syeikh Nawawi Al Bantan dalam sebuah kitabnya,

Dihikayatkan dari Imam Abdullah bin Mubarak, seorang sufi yang terkemuka, beliau berkata:



“Pada waktu aku melakukan ibadah haji, tatkala aku berada di Hijr Ismail rasa kantukku tak tertahan sehingga aku pun tertidur.



Dalam tidur itu, aku mimpi bertemu dengan Rasulallah SAW, lalu Beliau berkata kepadaku “ Wahai Ibnul Mubarak, kalau kamu nanti pulang ke Baghdad carilah kampung kaza (anu), cari orang yang namanya Bahram, dia beragama Majusi, sampaikan salamku kepadanya. Katakan bahwa Allah telah meridhoinya.”



Lalu aku terbangun, aku berkata, La haula wala Quwwata ila billahil aliyil azhim. Ini mimpi dari setan.



Kemudian aku berwudhu terus sholat dan dilanjutkan dengan Thawaf, aku thowaf banyak sekali sampai kantukku datang kembali. Aku bermimpi lagi seperti itu, kejadian itu berulang sampai tiga kali.



Setelah aku selesai menunaikan ibadah Haji, langsung aku pulang ke Baghdad. Terus aku cari kampung yang disebut oleh Nabi SAW. setelah lama aku berjalan akhirnya aku temukan kampung itu.



Di kampung itu, aku bertemu dengan seorang kakek. “Kek, kenal tidak dengan orang yang namanya Bahram ?” kata ibnul Mubarak.

Oh saya sendiri” sahut kakek itu.

Langsung saja saya bertanya “Bahram, apakah kamu punya amal yang dianggap baik di sisi Allah ?” punya, jawabnya. Aku mempunyai empat anak perempuan dan empat anak laki-laki. Aku kawinkan anak perempuanku dengan anak laki-lakiku.

Sahut Ibnul Mubarak “ini haram hukumnya.”



Selain itu ada tidak ? ada , Jawab Bahram. Aku membuat pesta pernikahan besar-besaran. Ini juga haram, selain itu ada tidak ? Tanya Ibnu Mubarak penasaran. Oh ada, aku punya anak perempuan yang sangat cantik kucarikan pasangan yang sekufu dengannya. Ternyata aku tidak mendapatkan. Akhirnya aku kawini saja anakku itu. Dan aku membuat resepsi yang lebih besar, ribuan orang datang dalam pestaku itu. “Ini juga haram” kata Ibnul Mubarak .



Ada tidak selain itu Tanya Ibnul Mumarok lagi. Oh ada, Jawab Bahram. Pada malam pengantin, ketika aku hendak ……. datanglah seorang perempuan ke rumahku, ia menyalakan obor dari pelitaku yang ada di depan rumah. Setelah obornya nyala, ia pergi dan dipadamkan, kemudian dia kembali untuk menyalakan lagi, sampai tiga kali kejadian itu.

Terbetik di hatiku, jangan-jangan perempuan itu mata-mata maling. Akhinya aku keluar membuntutinya dari belakang.



Ketika si perempuan itu masuk ke rumahnya, disambut oleh suara anak-anaknya. “Ibu bawa apa, perutku sudah perih” perempuan itu menangis sambil berkata. Aku malu kepada Allah, kalau aku meminta kepada selain-Nya. Apalagi kepada orang Majusi yang nyata-nyata tidak seagama denganku.



Kata Bahram “Setelah aku mendengar perkataannya, aku langsung pulang dan mengambil satu nampan yang berisi aneka makanan. Lalu aku pergi menuju rumahnya.

Kata Ibnu Mubarak ‘’Inilah yang baik buat kamu. ‘’ kemudian beliau sampaikan pesan Rasulullah kepadanya.



Aku ceritakan kepada Bahram perihal mimpiku ketika di Hijr Ismail. Setelah aku cerita, langsung Bahram berkata “ Asyhadu Anla ilaaha illallaah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulallah.” Kemudian shock dan menghembuskan nafas terakhir. Inna lillaahi wa inna ilaihi roji'uun. Akupun turut serta dalam upacara kematian sampai dia dimakamkan.



Setelah peristiwa itu, Ibnul Mubarak berceramah kemana-mana dan dalam setiap ceramahnya tidak terlewatkan beliau berkata kepada hadirin : “Berprilaku Dermawanlah kepada sesama makhluk Allah… karena dermawan itu dapat merubah derajat musuh (orang kafir) menjadi kekasih Allah.



Allahummaj'alnaa minal askhiyaa….

Wala taj'alnaa minal bukholaa…

Ya Arhamar rohimiin….

sumb: http://www.facebook.com/rohimsuhendar?ref=nf#!/notes/fakhru-al-bantani/keluhuran-sifat-dermawan-dalam-kacamata-islam/139965946074072

Tidak ada komentar:

Posting Komentar