Rabu, 30 November 2011

Menuju Pemikiran Global

Pada dekade awal 80-an, tokoh Nahdlatul Ulama sekaligus mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menulis kekayaan khazanah kitab kuning. Dia membahas seluk-beluk isi kitab itu lengkap dengan gurauannya, yakni bagaimana kitab dicetak dan dihayati isinya oleh para santri dalam kehidupan keseharian.

Namun, yang paling mencengangkan, Gus Dur menulis pengaruh kitab kuning pada gerakan perlawanan terhadap penjajah. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain, seperti negara di Afrika Utara yang dijajah Prancis. Berbagai karya ulama Indonesia yang mendunia juga disertakannya.

Gus Dur menilai, dengan melihat berbagai karya itu, dapat disimpulkan bahwa para kiai dan santri yang tersebar di berbagai pondok pesantren itu ternyata tak hanya menggantungkan diri pada teks-teks pemikiran Islam yang dianggap 'berasal dari negeri Arab' (padahal pemikiran Islam ini sebenarnya datang dari berbagai penjuru dunia, seperti Afrika Barat, Asia Tengah, dan India).

Tradisi pemikiran pesantren itu kemudian mencapai puncaknya dengan munculnya berbagai 'ulama tangguh' yang diakui secara internasional oleh dunia Islam di masanya. Sebut saja misalnya, Kiai Nawawi dari Banten, Kiai Mahfudz Termas (Pacitan), Kiai Muhtaram (Banyumas), Kiai Ahmad Khatib (Padang), serta Kiai Abdussamad asal Palembang.

Kiprah dan integritas para kiai ini sungguh luar biasa. Mereka itu menguasai dunia keilmuan agama Islam di Makkah selama puluhan tahun, tepatnya di sekitar peralihan abad ke-19 hingga ke abad ke-20. Tingginya pengakuan integritas intelektual para 'kiai besar' itu masih terasa hingga kini.

Syekh Yassin asal Padang, misalnya, mendapat kehormatan untuk menaturalisasi (tajannus) status kewarganegaraannya sebagai warga negara Arab Saudi. Sampai sekarang, karya tulis Syekh Yassin ini tersebar dan dijajaki di seluruh dunia Islam.

Senasib dengan berbagai karya Syekh Yassin, karya Syekh Nawawi asal Banten juga mendunia. Kitab yang ditulisnya membahas persoalan tauhid (teologi), Nur Al-Dhalam, yang digunakan sebagai teks dasar pesantren hingga saat ini. Bahkan, sebagai bukti pengakuan akan ketinggian ilmunya, Kiai Nawawi diberi gelar prestisius sebagai 'pemuka ulama Makkah dan Madinah' (sayid al-'Ulama Al-Hijaz). Karya tulisnya yang juga terkenal adalah kumpulan pilihan hadis empat puluh (Hadits Al-Arba'in). Karya ini dipergunakan sebagai teks dasar bagi siapa pun yang ingin belajar ilmu hadis.

Pemikir Islam Indonesia yang tak kalah penting lainnya adalah Kiai Ihsan dari Pesantren Jampes (Kediri). Dia menulis kitab Siraj Al-Thalibin yang merupakan komentar atas karya klasik Al-Ghazali yang ditulis pada periode awal tahun 1000 M, Minhaj Al-'Abidin. Mutu karya yang terdiri atas dua jilid ini bernilai tinggi sehingga dijadikan buku wajib untuk kajian post-graduate di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Buku ini menjadi buku penting dengan materi berisi pembahasan mengenai tasawuf dan akhlak.

Namun, di antara figur tersebut, ada sebuah nama pemikir penting Islam Indonesia yang tidak boleh dilewatkan begitu saja, yakni KH Bisri Mustofa dari Rembang (Bisyri Musththafa Al-Rambani). Kiai ini menulis lebih dari dua puluh karya, termasuk sebuah tafsir Alquran yang berjumlah tiga jilid. Sosok pemikir berikutnya adalah Kiai Misbah bin Zain Al-Musfata dari Bangil, Ahmad Subki Masyhadi dari Pekalongan, dan Asrofi dari Wonosari yang menerjemahkan beberapa teks Islam klasik dan menulis berjilid-jilid tafsir Alquran berbahasa Jawa.

Sedangkan, penulis kondang beretnis Sunda yang terkenal sebagai penulis adalah Kiai Ahmad Sanusi dari Sukabumi yang juga menjadi pendiri organisasi Al-Ittihadiyyatul Islamiyah. Dia menulis tafsir Alquran. Sedangkan, salah satu pemikir Islam yang berasal dari Sumatra adalah Akhmad Khatib. Pemikiran dia bahkan sempat menjadi polemik yang menarik pada awal abad ke-20 sehingga Indonesia mulai menyemai semangat kemerdekaan secara lebih sistematis. Selain itu, pemikir Islam Minangkabau lainnya adalah Mahmud Yunus dan Abdul Hakim. Keduanya telah menulis sejumlah buku teks dalam bahasa Melayu dan Arab. Beberapa karyanya dijadikan bahan pelajaran di madrasah dan pesantren dan dipelajari secara luas oleh masyarakat.




Sumber : http://koran.republika.co.id/berita/58651/Menuju_Pemikiran_Global

Sabtu, 05 November 2011

RINDU KAMI PADAMU YA RASULALLAH SAW



RINDU KAMI PADAMU YA RASULALLAH SAW

Bagaimana kami tidak memujimu, Ya Rasulallah SAW, jika Allah SWT dan para Malaikat-Nya pun memujimu ?.

Biarlah sebagian orang menganggap kami melakukan syirk karena memujimu melalui shalawat dan puji-pujian.
Tapi jelas, kami tahu 100%, engkau bukanlah Tuhan, engkau makhluk sama seperti kami.

Namun tidaklah semua makhluk itu sama...
Meski batu cadas dan batu berlian sama-sama batu. Keduanya tidaklah sama harganya.

Engkau laksana batu berlian di antara batu-batu cadas.
Batu berlian mengeluarkan cahaya, sementara sementara batu cadas memantulkan kelam.

Kisah Isra Mi'raj ;

Ini adalah kisah abadi yang khusus terjadi kepada Insan Mulia, Kekasih Allah SWT. Tidak kepada makhluk selainnya. Kejadian ini saja sudah cukup untuk membedakan engkau dengan yang lainnya. Sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran :

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. 17:1).

Namun, yang menggetarkan bukan hanya kejadian ini saja. Namun bagaimana sikap engkau dalam kejadian ini. Berikut sebagian kisah, dikutip yang menggetarkan itu...

Disebutkan dalam Kitab Tanbihul Ghafilin karya Al Faqiih Az Zahid Al 'Alim Al 'Amil Al Ustadz Al Muhadits Al Muttaqin Al Kamil Maulana As Syeikh Nasr bin Muhammad bin Ibrahim As Samarqandi RA dlm bab 73 tentang Kelebihan Umat Nabi Muhammad SAW hal. 184 :

Diriwayatkan dari Muqatil Bin Hayyan , Nabi Muhammad SAW bersabda : "Malaikat Jibril as. Membawaku (di dalam Isra Mì'raj) sampai pada dinding besar Sidratil Muntaha, katanya : "Terus maju Nabi Muhammad SAW, Jawabku, "Tidak engkau saja, Lalu : Hai Nabi Muhammad, siapapun tidak diperkenankan melebihi batas ini, kecuali engkau, karena lebih tinggi dan mulia di sisi Allah melebihi aku. Kemudian beliau bergerak maju hingga ke suatu ranjang emas bersprei sutra surga, Seri Malaikat Jibril as. : "Hai Nabi Muhammad SAW dengarkan pujian Tuhan, berbaktilah jangan gentar atas firman-Nya, beliau segera memuji dengan ucapan :

At-tahiyatu li-Llah, wa shalatu wa thayibah.
( Segenap penghormatan, pujian dan kebaikan hanya milik-Mu, ya Allah )

Allah SWT menjawab :
Assalamu 'alaika ayyuhan Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh.
( Salam sejahtera atasmu Wahai Nabi, serta rahmat dan barakah pula bagimu ).

Mendapat ucapan salam dari Allah SWT, Rasulullah SAW tidaklah hanya ingat diri sendiri saja, namun justru kepada umatnya.

Sehingga Beliau menjawab :
Assalamu 'alaina wa 'alaa ibadillahi Shalihin...
( Salam sejahtera juga bagi kami ( semua ) dan atas hamba-hamba Allah yang shalih-shalih )

Alam semesta bergetar menyaksikan dialog yang agung, sehingga para malaikat menyambut :

Asyhadu An Laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
( Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang lain kecuali Allah SWT, Dan Nabi Muhammad hamba dan RasulNya.

Inilah kisah agung, tentang kecintaanmu kepada umatmu. Yang kemudian diabadikan dalam shalat di saat tahiyat. Mari kita resapi kisah ini ketika kita duduk tasyahud menghadap Allah SWT, hati kita akan bergetar karena keagungan Allah SWT dan kecintaan Rasulullah SAW. Kebanyakan para Sufi menganggap kisah ini adalah puncak spiritulitas, dan mereka berkata seandainya mereka mengalami itu, mereka tidak ingin kembali ke dunia. Namun, Rasulullah SAW bukanlah spiritulis yang individual. Kedalaman spiritualnya dinyatakan dalam membangun, membina dan mencintai umatnya. Kedalaman spiritual bukanlah diukur dari pengalaman spiritual semata, namun apa yang disumbangkan bagi spiritualitas umat.

Asraqal badru 'alaina min saniatil wada, wajaba syukru 'alaina ma da'a lillahi daa.

Rindu kami padamu, Ya Rasulallah SAW...

ALLOHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYIDINA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI SAYIDINA MUHAMMAD

PERISTIWA SHUBUH





Tabuh Berbunyi Gemparkan Malam Sunyi

Berkumandang Suara Azan

Mandayu Memecah Sunyi

Selang Seli Sahutan Ayam



Tapi Insan Kalaupun Hanya Ada

Mata Yang Celik Dipejam Lagi

Hatinya Penuh Benci

Berdengkurlah Kembali

Begitulah Peristiwa Di Subuh Hari

Suara Insan Di Alam Mimpi



Ayuh Bangunlah

Tunaikan Perintah Allah

Sujud Mengharap Keredhaan-Nya

Bersyukurlah Bangkitlah Segera

Moga Mendapat Keredhaan-Nya

Begitulah Peristiwa Di Subuh Hari

Setiap Pagi Setiap Hari



Tabuh Berbunyi Gemparkan Malam Sunyi

Berkumandang Suara Azan

Mandayu Memecah Sunyi

Selang Seli Sahutan Ayam



Tapi Insan Kalaupun Hanya Ada

Mata Yang Celik Dipejam Lagi

Hatinya Penuh Benci

Berdengkurlah Kembali

Begitulah Peristiwa Di Subuh Hari

Suara Insan Di Alam Mimpi



Ayuh Bangunlah

Tunaikan Perintah Allah

Sujud Mengharap Keredhaan-Nya

Bersyukurlah Bangkitlah Segera

Moga Mendapat Keredhaan-Nya

Begitulah Peristiwa Di Subuh Hari

Setiap Pagi Setiap Hari

Jumat, 28 Oktober 2011

KEMATIAN TERINDAH DALAM SEJARAH MANUSIA

Saudaraku seiman, saya ingin menceritakan kisah ini kepada anda sekalian, yang didalamnya terkandung nasehat dan pelajaran. Maka janganlah ragu, dan jangan segan-segan untuk mengirimkannya kepada orang-orang yang anda cintai, dan mendo’akan orang yg telah menulis, membaca dan mengutipnya. Ya sebuah kisah yang menceritakan detik-detik terakhir wafatnya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Wafatnya Nabi kita tercinta Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Sebuah kisah yang sangat mengagumkan dan menggetarkan dada orang-orang yg beriman. Maka simaklah detik-detik yg mengharukan berikut ini. Sebelum beliau wafat, beliau melakukan haji terakhir yang disebut sebagai haji wada’ (haji perpisahan). Saat beliau melakukan ibadah tersebut turunlah firman Allah SWT yg artinya:”Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan nitmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS.al-Maidah:3) Maka menang9islah Abu Bakar as shiddiq ra. Bersabdalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam kepadanya: “Apa yg membuatmu menangis dalam ayat tersebut?” Abu Bakar ra menjawab:” Ini adalah berita kematian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.” Kembalilah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dari haji wada’ dan kurang dari tujuh hari wafat beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, turunlah ayat al-Qur’an paling akhir yg artinya: “Dan peliharalah dirimu dari (azab yg terjadi pada) hari yg pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yg sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS.al-Baqarah:281). Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam mulai menampakkan sakit beliau. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:”Aku ingin mengunjungi syuhada ‘Uhud”, maka beliaupun berangkat pagi menuju syuhada ‘Uhud di awal-awal bulan Shafar tahun 11 H. Lalu berdiri diatas makam para syuhada dan berkata:” Assalamu’alaikum wahai syhada ‘Uhud, kalian adalah orang-orang yang mendahului kami dan kami insya Allah akan menyusul kalian, dan sesungguhnya aku, insya Allah akan menyusul kalian.” Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pulang sambil menangis. Maka para sahabat bertanya kepada Rasululah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Apa yang membuat anda menangis wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda:” Aku merindukan saudara-saudaraku seiman.” Mereka berkata:” Bukahkah kami adalah saudaramu seiman wahai Rasulullah?” Beliau bersabda:” Bukan, kalian adalah sahabat-sahabatku, adapun saudara-saudaraku seiman adalah suatu kaum yg datang setelahku, mere ka beriman kepadaku sedang mereka belum pernah melihatku.” Saya berdoa kepada Allah SWT mudah-nudahan kita semua termasuk mereka yg dirindukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Pada hari senin 29 Shafar beliau menghadiri jenazah di Baqi’. Ketika pulang beliau merasakan pusing di kepala dan panas badannya meninggi. Maka beliaupun mulai sakit dan terus bertambah sakit. Selama sakitnya itu beliau tetap memimpin shalat selama 11 hari dari 13 atau 14 hari masa sakit beliau. Sejak kamis malam, 4 hari sebelum wafat beliau, pada waktu shalat Isya’, beliau meminta agar Abu Bakar ra menggantikannya dalam memimpin shalat. Tiga hari sebelum beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam wafat, sakit beliau mulai mengeras. Beliau saat itu berada dirumah Sayyidah Maimunah ra. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:” Kumpulkanlah istri-istriku.” Maka berkumpullah istri-istri beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda kepada mereka:” Apakah kalian mengizinkan aku untuk tinggal di rumah ‘Aisyah?” Maka mereka menjawab:” Kami mengizinkan anda wahai Rasulullah.” Kemudian beliau berkeinginan untuk berdiri, akan tetapi beliau tidak mampu. Datanglah ‘Ali ibn Abi Thalib, dan al-Fadl ibn al-‘Abbas ra. Maka merekapun membopong Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, lalu mereka memindahkan beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dari kamar Maimunah ra menuju kamar ‘Aisyah ra. Adapun para sahabat ra, baru pertama kali ini mereka melihat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dibopong di atas dua tangan. maka berkumpullah para sahabat ra dan mereka berkata:” Apa yang terjadi pada Rasulullah, apa yang terjadi pada Rasulullah?” Mulailah manusia berkumpul di dalam masjid. Masjidpun mulai penuh dengan para sahabat ra. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dibawa menuju rumah ‘Aisyah ra. Mulailah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam mencucurkan keringat, berkeringat dan berkeringat. Berkatalah ‘Aisyah ra:”Sungguh belum pernah aku melihat ada seorang manusia yg berkeringat deras seperti ini.” Maka dia mengambil tangan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan dengannya dia mengusap keringat beliau. (Maka mengapakah dia mengusap keringat dg tangan beliau dan tidak mengusapnya dengan tangannya sendiri?) ‘Aisyah ra berkata:” Sesungguhnya tangan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam lebih lembut dan lebih mulia daripada tanganku, oleh karena itulah aku mengusap keringat beliau dengan tangan beliau dan tidak dengan tanganku.” (ini adalah sebuah penghormatan terhadap Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam) ‘Aisyah ra berkata:”Aku mendengar beliau berkata:”Laa Ilaha illallah, sesungguhnya kematian itu memiliki sekarat, Laa Ilaha illallah, sesungguhnya kematian itu memiliki sekarat.” Mulailah suara-suara didalam masjid meninggi. Bersabdalah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam:”Apa ini?” Berkatalah ‘Aisyah ra: “Sesungguhnya manusia mengkhawatirkan anda wahai Rasulullah.” Beliaupun bersabda: ”Bawalah aku kepada mereka.” Maka beliau berkehendak untuk bangun, akan tetapi tidak mampu. maka para sahabat menyirankan tujuh qirbah (timba) air kepada beliau hingga beliau bangkit, dan membawa neliau naik ke atas mimbar. Jadilah khutbah tersebut adalah khutbah terakhir beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, menjadi kalimat terakhir Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan doa terakhir Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Beliau bersabda:” Wahai manusia, kalian mengkhawatirkan aku?” Mereka menjawab:” Ya, wahai Rasulullah.” Bersabdalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam:”Sesungguhnya tempat perjanjian kalian dengan aku bukanlah di dunia, tempat perjanjian kalian denganku adalah di haudh (telaga). Demi Allah, sungguh seakan-akan aku sekarang sedang melihat kepadanya di depanku ini. Wahai manusia, demi Allah, tidaklah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan adalah dibukanya dunia atas kalian, sehingga kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya, sebagaimana orang-orang sebelum kalian telah berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Maka dunia itu akan membinasakan kalian sebagaimana dia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” Kemudian beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:”Allah Allah, shalat, Allah Allah, shalat.” (maksudnya; Aku bersumpah demi Allah terhadap kalian agar kalian menjaga shalat) beliau terus mengulang-ulangnya, lantas bersabda:” Wahai manusia, bertakwalah kalian terhadap kaum wanita, aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik terhadap kaum wanita.” Kemudian beliau bersabda:” Wahai manusia, sesungguhnya ada seorang hamba, yang Allah SWT telah memberikan pilihan kepadanya antara dunia dan antara apa yang ada di sisi-Nya, maka dia memilih apa yang ada di sisi-Nya.” Tidak ada yang memahami siapakah yang dimaksud dengan seorang hamba oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tadi, padahal yang dimaksud oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam adalah diri beliau sendiri. Allah SWT telah memberikan pilihan kepada beliau dan tidak ada seorangpun yang paham selain Abu Bakar ra. dan kebiasaan para sahabat ra saat beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sedang berbicara adalah mereka diam, seakan-akan ada seekor burung yang bertengger di atas kepala mereka. maka saat Abu Bakar ra mendengar perkataan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, dia tidak mampu menguasai dirinya, dengan serta merta dia menangis dengan sesengukan, dan ditengah masjid dia memotong pembicaraan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, dia berkata:”Kami tebus anda dengan bapak-bapak kami wahai Rasulullah, kami tebus anda dengan ibu-ibu kami wahai Rasulullah, kami tebus anda dengan harta-harta kami wahai Rasulullah.” dia mengulang-ulangnya, sementara para sahabat ra melihat kepadanya dg pandangan heran, bagaimana dia berani memotong khutbah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam?” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :”Wahai manusia, tidak ada seorangpun diantara kalian yg memiliki keutamaan di sisi kami melainkan kami telah membalasnya, kecuali Abu Bakar, aku tidak mampu membalasnya, maka aku tinggalkan balasannya kepada Allah SWT. Setiap pintu masjid ditutup kecuali pintu Abu Bakar ra tidak akan di tutup selamanya.” Kemudian mulailah beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berdo’a untuk mereka dan berkata pada akhir do’a beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sebelum wafat:” Mudah-mudahan Allah menetapkan kalian, mudah-mudahan Allah menjaga kalian, mudah-mudahan Allah menolong kalian, mudah-mudahan Allah meneguhkan kalian, mudah-mudahan Allah menguatkan kalian, mudah-mudahan Allah menjaga kalian.” Dan kalimat terkahir yang beliau sampaikan sebelum beliau turun dari atas mimbar sambil menghadapkan wajah beliau kepada ummat dari atas mimbar adalah:” Wahai manusia sampaikanlah salamku kpd orang yg mengikutiku diantara ummatku hingga hari kiamat.” Setelah itu beliaupun dibawa kembali ke rumah beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Masuklah Abdurrahman ibn Abu Bakar, dan ditangannya ada sebatang siwak. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam terus melihat kearah siwak tersebut, tetapi tidak mampu berkata aku menginginkan siwak. ‘Aisyah ra berkata:”Aku paham dari pandangan kedua mata beliau, bahwa beliau menginginkan siwak tersebut. Maka aku ambil siwak itu darinya (yakni Abdurrahman ibn Abu Bakar), kemudian aku letakkan dimulutku, agar aku melunakkannya untuk Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, kemudian aku berikan siwak tersebut kepada beliau. Maka sesuatu yang paling akhir masuk ke dalam perut Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam adalah air ludahku.” ‘Aisyah ra berkata: ”Termasuk sebuah keutamaan dari Rabb-ku atasku adalah Dia telah mengumpulkan antara air ludahku dg air ludah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sebelum beliau wafat.” Kemudian masuklah putrid beliau Fathimah ra pada waktu dhuha di hari Senin 12 Rabi’ul awal 11 H, lalu dia menangis saat masuk kamar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dia menangis karena biasanya setiap kali dia masuk menemui Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau berdiri dan menciumnya di antara kedua matanya, akan tetapi sekarang beliau tidak mampu berdiri untuknya. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda kepadanya:” Mendekatlah kemari wahai Fathimah.” Beliaupun membisikkan sesuatu di telinganya, maka dia pun menangis. Kemudian beliau bersabda lagi untuk kedua kalinya:” Mendekatlah kemari wahai Fathimah.” Beliaupun membisikkan sesuatu sekali lagi, maka diapun tertawa. Maka setelah kematian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, mereka bertanya kepada Fathimah ra: “Apa yg telah dibisikkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam kepadamu sehingga engkau menangis, dan apa pula yang beliau bisikkan hingga engkau tertawa?” Fathimah ra berkata:” Pertama kalinya beliau berkata kepadaku:” Wahai Fathimah, aku akan meninggal malam ini.” Maka akupun menangis. Maka saat beliau mendapati tangisanku beliau kembali berkata kepadaku:” Engkau wahai Fathimah, adalah keluargaku yg pertama kali akan bertemu denganku.” Maka akupun tertawa. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam memanggil Hasan dan Husain, beliau mencium keduanya dan berwasiat kebaikan kepada keduanya. Lalu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam memanggil semua istrinya, menasehati dan mengingatkan mereka. Beliau berwasiat kpd seluruh manusia yg hadir agar menjaga shalat. Beliau mengulang-ulang wasiat itu. Lalu rasa sakitpun terasa semakin berat, maka beliau bersabda:” Keluarkanlah siapa saja dari rumahku.” Beliau bersabda:” Mendekatlah kepadaku wahai ‘Aisyah!” Beliaupun tidur di dada istri beliau ‘Aisyah ra. ‘Aisyah ra berkata:” Beliau mengangkat tangan beliau seraya bersabda:” Bahkan Ar-Rafiqul A’la bahkan Ar-Rafiqul A’la.” Maka diketahuilah bahwa disela-sela ucapan beliau, beliau disuruh memilih diantara kehidupan dunai atau Ar-Rafiqul A’la. Masuklah malaikat Jibril as menemui Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam seraya berkata:” Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.” Maka beliau berkata kepadanya:” Izinkan untuknya wahai Jibril.” Masuklah malaikat Maut seraya berkata:” Assalamu’alaika wahai Rasulullah. Allah telah mengutusku untuk memberikan pilihan kepadamu antara tetap tinggal di dunia atau bertemu dengan Allah di Akhirat.” Maka Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:” Bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A’la (Teman yg tertinggi), bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A’la, bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu :para nabi, para shiddiqiin, orang-orang yg mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah rafiq (teman) yg sebaik-baiknya.” ‘Aisyah ra menuturkan bahwa sebelum Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam wafat, ketika beliau bersandar pada dadanya, dan dia mendengarkan beliau secara seksama, beliau berdo’a: “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada ar-rafiq al-a’la. Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a’la, Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a’la.” Berdirilah malaikat Maut disisi kepala Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam- sebagaimana dia berdiri di sisi kepala salah seorang diantara kita- dan berkata:” Wahai roh yg bagus, roh Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yg ridha dan tidak murka.” Sayyidah ‘Aisyah ra berkata:”Maka jatuhlah tangan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.” Dia ra berkata:”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:” Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.” Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid. Ali bin Abi Thalib ra terduduk karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan ra seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kanan dan kekiri. Adapun Umar bin al-Khaththab ra berkata:” Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dg pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa as pergi untuk menemui Rabb-Nya.” Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar ra, dia masuk kpd Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, memeluk beliau dan berkata:”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” Kemudian dia mencium Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan berkata : ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.” Keluarlah Abu Bakar ra menemui manusia dan berkata:” Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.” Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.” Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah orang yg paling mulia, orang yg paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. semoga shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi kiat tercinta Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Ya Allah, berikanlah rizqi kepada kami, syafaat kekasih kami Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan satu teguk air yg menyegarkan dari haudh (telaga) beliau dg tangan beliau yg mulia. (Dikutip dari majalah Qiblati edisi 07 tahun II)

Senin, 24 Oktober 2011

HARI INI MILIK ANDA

HARI INI MILIK ANDA Diambil dari Buku “LA TAHZAN” Karya DR Aidh Al Qarni Jika kamu berada di pagi hari, Janganlah menunggu senja tiba.... Hari inilah yang akan Anda jalani,bukan hari kemarin yg telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, Dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang..... Hari yg saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda, Inilah hari Anda... Dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang.... Umur Anda, mungkin tinggal hari ini.... Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga... Dengan begitu , hidup Anda tak akan tercabik cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan.... ....dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian ..dan seringkali menakutkan. Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian , kepedulian dan kerja keras.... Dan pada hari inilah , Anda harus bertekad mempersembahkan kualiti sholat yang paling khusyu’, bacaan Al quran yang sarat tadabbur... ...dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan.... Perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama. Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak. ....tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari itu... ...dan persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-Nya, Bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah har ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan!. Terimalah rejeki, isteri,suami, anak2, tugas2, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari ini dengan penuh keridhaan. Maka Berpegang teguhlah dengan apa yg Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yg bersyukur (Qs Al A’raf :144) Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. Jangan lupa , hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat ; “HARIMU ADALAH HARI INI” Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yg harum baunya,maka apakah nasi basi yang telah anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan anda? “HARIMU ADALAH HARI INI” Jika anda percaya pada diri sendiri , dengan semangat dan tekad yg kuat anda, maka akan anda dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: “Aku hanya akan hidup hari ini” Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mesucikan setiap amalan. Dan itu, Akan membuat Anda berkata dalam hati, “Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik2 saja. Tak berucap kotor yang menjijikan , tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarkan keburukan orang lain.... “Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan pejabat agar tidak bersepah dan berantakan.....” “dan karena hanya hari ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku..” “...karena hanya akan hidup hari ini , maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin...” “...membekali diri dengan shalat- shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al quran, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat...” “....Aku hanya akan hidup hari ini,karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon2 kejahatan juga ranting-rantingnya yg berduri baik sifat takabur,ujub, riya’ , dan buruk sangka...” “...Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun....” “....Aku akan menjenguk mereka yg sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yg benar bagi yg tersesat, memberikan makan orang yg kelaparan, menolong orang yg sedang kesulitan...” “...membantu orang yg dizalimi, meringankan penderitaan orang yg lemah, mengasihi mereka yg menderita, menghormati orang2 alim, menyayangi anak kecil , dan berbakti kepada orang tua...” Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan ; “WAHAI MASA LALU YANG TELAH BERLALU DAN SELESAI, TENGGELAMLAH SEPERTI MATAHARIMU....” “AKU TAK AKAN PERNAH MENANGISI KEPERGIANMU, DAN KAMU TIDAK AKAN PERNAH MELIHATKU TERMENUNG SEDETIKPUN UNTUK MENGINGATMU...” “.....KAMU TELAH MENINGGALKAN KAMI SEMUA, PERGI DAN TAK PERNAH KEMBALI LAGI” “WAHAI MASA DEPAN, ENGKAU MASIH DALAM KEGHAIBAN . MAKA , AKU TIDAK AKAN PERNAH BERMAIN DENGAN KHAYALAN DAN MEJUAL DIRI HANYA UNTUK SEBUAH DUGAAN” “AKU PUN TAK BAKAL MEMBURU SESUATU YANG BELUM TENTU ADA, KARENA ESOK HARI ADALAH SESUATU YG BELUM DICIPTAKAN DAN TIDAK ADA SATU PUN DARINYA YG DAPAT DISEBUTKAN....” “HARI INI MILIK ANDA” Adalah ungkapan yg paling indah dalam “KAMUS KEBAHAGIAAN”

Selasa, 27 September 2011

TANYA JAWAB SAMPAI TUNTAS MENGENAI TAWASSUL

Apa arti tawasul dengan walinya Allah? Tawasul dengan walinya Allah SWT artinya menjadikan para kekasih Allah sebagai perantara menuju kepada Allah SWT.dalam mencapai hajat, karena kedudukan dan kehormatan di sisi Allah yang mereka miliki, disertai keyakinan bahwa mereka adalah hamba dan makhluk Allah SWT.yang dijadikan oleh-Nya sebagai lambing kebaikan, barokah, dan pembuka kunci rahmat. Pada hakekatnya, orang yang bertawasul itu tidak meminta hajatnya dikabulkan kecuali kepada Allah SWT dan tetap berkeyakinan bahwa Allah-lah yang maha memberi dan Maha Menolak. Bukan yang lain-Nya. Ia menuju kepada Allah SWT.dan orang-orang yang dicintai Allah SWT, karana mereka lebih dekat kepada-Nya, dan Dia menerima doa mereka dan syafaatnya karena kecintaan-Nya. Allah SWT,mencintai orang-orang yang baik dan orang-orang yang bertaqwa. Dalam hadits qudsi disebutkan: ولا يزال عبدي يتقرّب إليّ بالنوافل حتى أحبه فإذا أحببته كنت سمعه الذى سمع به وبصره الذى يبصر به ويده التى يبطش بها ورجله الذى يمشى بها ولئن سألني لأعطيته ولئن استعاذني لأعيذنه Hambaku tidak henti-hentinya mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah, sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, tangannya, dan penglihatanny yang ia melihat dengannya, kakinya yang ia berjalan dengannya. Apabila ia memohon kepada-Ku, maka aku berinya, dan jia meminta perlindungan, maka Aku berinya perlindungan." (HR. Imam al-Bukhori). Apa hukum tawasul dengan orang-orang yang dikasihi oleh Allah? Tawasul dengan orang-orang yang dicintai Allah, seperti nabi-nabi dan orang-orang yang shalih itu boleh, berdasarkan ijma' ulama' kaum muslimin. Bahkan ia merupakan cara orang-orang mukmin yang diridloi. Tawasul itu telah dikenal sejak zaman dahulu dan sekarang. Bagaimana halnya dengan orang yang beranggapan bahwa tawasul itu adalah syirik dan kufur, serta pelakunya adalah musyrik dan kafir? Tidak dapat diteladani orang yang nyleneh dan berpisah dari jama'ah yang beranggapan bahwatawasul adalah perbuatan syirik atau haram, lalu menghukumi musyrik orang-orang yang bertawasul. Ini jelas tidak benar dan batil, sebab anggapan seperti ini akan menimbulkan penilaian, bahwa sebagian umat Islam telah membuat kesepakatan (ijma') atas perkara yang haram atau kemusyrikan. Hal demikian adalah mustahil, karena umat Muhammad ini telah mendapat jaminan tidak bakal membuat kesepakatan atas perbuatan sesat, berdasarkan hadits-hadits Rasulullah SAW.seperti hadits: سألت ربي أن لايجمع أمتي على ضلالة فأعطانيها "Saya memohon kapada Tuhanku Allah, untuk tidak menghimpunkan umatku atas perkara sesat, dan Dia mengabulkan permohonanku itu." (HR. Ahmad dan at-Thabrani). لايجمع الله أمتي على ضلالة أبدا "Allah tidak menghimpunkan umatku untuk bersepakat atas perkara sesat selama-lamanya."(HR.Imam al-Hakim). ما رآه المسلمون حسنا فهوعهند الله حسن "Apa yang diyakini baik oleh orang-orang islam, maka menurut Allah juga baik." Apakah ada dalil al-qur'an tentang tawasul? Ya, ada. Adapun ayat al-Qur'an yang menunjukkan dibolehkan tawasul adalah ayat: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya." (QS. Al-Maidah: 35) Ini adalah permintaan dari Allah, agar kita mencari wasilah (perantara), yaitu segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai sebab untuk mendekatkan kepada-Nya dan sampai pada terpenuhinya hajat dari-Nya. Apakah tawasul itu terbatas pada amal perbuatan saja, tidak pada benda (Dzat)? Tidak, karena ayat Al-Qur'an tersebut umum (‘amm) meliputi amal-amal perbuatan baik dan orang-orang shalih, yakni dzat-dzat yang mulia, seperti Nabi SAW.dan wali-wali Allah yang bertaqwa. Adapun orang yang berpendapat boleh tawasul dengan amal perbuatan saja, sedangkan tawasul dengan dzat-dzat tidak boleh, dan ia membatasi maksud ayat pada pengertian pertama (tawasul dengan amal perbuatan), maka pendapat ini tidak berdsar, sebab ayat tersebut adalah mutlak. Bahkan membawa ayat kepada pengertian kedua (tawasul dengan dzat) itu lebih mendekati, sebab Allah dalam ayat ini memerintahkan taqwa dan mencari wasilah, sedang arti taqwa adalah mengerjakan perintah dan menjauhi larangan. Apabila kata "Ibtighoul wasilah" (mencari wasilah) kita artikan dengan amal-amal sholeh, berarti perintah dalam mencari wasilah hanya sekedar pengulangan dan pengukuhan. Tetapi jika lafad "al-Wasilah" ditafsirkan dzat-dzat yang ulia, maka ia berarti yang asal, dan akna inilah yang lebih diutamakan dan lebih didahulukan. Disamping itu apabila tawasul itu boleh dengan amal-amal perbuatan baik, padahal amal-amal perbuatan merupakan sifat yang diciptakan, maka dzat-dzat yang diridloi oleh Allahlebih berhak dibolehkan, mengingat ketinggian tingkat ketaatan, keyakinan dan ma'rifat dzat-dzat itu kepada Allah SWT, allah SWT.berfirman: (QS. An-Nisa' : 64). Ayat ini dengan jelas menerangkan dijadikannya RAsulullah sebagai wasilah kepada Allah SWT. Firman Allah "Jaa-uuka" (mereka dating kepadamu) dan "Wastaghfaro lahumurrosuulu"(dan Rasul memohokan ampun untuk mereka). Andaikata tidak demikian, maka apa kalimat"Jaa-uuka". Apakah tawasul itu dibolehkan secara umum, baik dengan orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati? Ya, dibolehkan secara umum, karena ayat tersebut juga umum ('amm), ketika beliau masih hidup di dunia dan sesudah beliau wafat. Telah dipastikan, bahwa para nabi dan para wali itu hidup dalam kubur mereka, dan arwah mereka di sisi Allah SWT. Barangsiapa tawasul dengan mereka dan menghadap kepada mereka, maka mereka menghadap kepada Allah dalam rangka tercapainya permintaannya. Dengan demikian, maka yang dimintai adalah Allah. Dia-lah yang berbuat dan yang mencipta, bukan lain-Nya. Sesunggguhnya kami golongan ahlussunnah wal jama'ah tidak meyakini adanya kekuasaan, penciptaan, manfaat, dan mudhorot kecuali milik Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Para Nabi dan para wali tidak memiliki kekuasaan apapun. Mereka hanya diambil berkah dan dimintai bantuan karena kedudukan mereka, sebab mereka adalah orang-orang yang dicintai Allah, karena merekalah Allah memberi rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara mereka yang masih hidup atau mereka yang sudah meninggal dunia. Yang kuasa berbuat dalam dua kondisi tersebut hakekatnya adalah Allah, bukan mereaka yang hidup atau yang mati. Adapun orang-orang yang masih hidup dan orang-orang yang telah meninggal, sepertinya mereka itu berkeyakinan bahwa orang-orang yang masih hidup memiliki kemampuan memberi pengaruh kepada orang lain sedangkan orang yang telah meninggal tidak. Keyakinan seperti ini batil, sebab Allah-lah pencipta segala sesuatu. Apa tawasul dengan orang-orang yang telah meninggal itu diperbolehkan? Dalilnya sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS.An-Nisa' :64). Ayat di atas adalah umum ('amm) mencakup pengertian ketika beliau masih hidup dan ketika sesudah wafat dan berpindahnya ke alambarzakh. Imam ibnu Al-Qoyyim dalam kitabZadul ma'ad menyebutkan: عن أبي سعيد الخضريّ قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم ما خرج رجل من بيته إلى الصلاة فقال اللّهم إنّي أسألك بحقّ السائلين عليك وبحقّ ممساي هذا إليك فإني لم أخرج بطرا ولا أشرا ولا رياءا ولا سمعة وإنما خرجت اتّقاء سخطك وابتغاء مرضاتك وأسألك أن تنقذني من النّار وأن تغفر لي ذنوبي فإنه لايغفر الذنوب إلاّ أنت إلاّ وكّل الله به سبعين ألف ملك يستغفرون له وأقبل الله عليه بوجهه حتّى يقضي صلاته. "Dari Abu Sa'id al-Khudry, ia berkata, Rasulullah SAW.bersabda: "seseorang dari rumahnya hendak sholat dan membaca do'a: اللّهم إنّي أسألك بحقّ السائلين عليك وبحقّ ممساي هذا إليك فإني لم أخرج بطرا ولا أشرا ولا رياءا ولا سمعة وإنما خرجت اتّقاء سخطك وابتغاء مرضاتك وأسألك أن تنقذني من النّار وأن تغفر لي ذنوبي فإنه لايغفر الذنوب إلاّ أنت Kecuali Allah menugaskan 70.000 malaikat agar memohokan ampun untk oran tersebut, dan Allah menatap orang itu hingga selesai sholat". (HR. Ibnu Majjah). Dari Imam al-Baihaqi, Ibnu As-Sunni dan al-Hafidz Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa do'a Rasulullah ketika hendak keluar menunaikan shalat adalah: اللّهم إنّي أسألك بحقّ السائلين....إلخ Para ulama; berkata, "ini adalah tawasul yang jelas dengan semua hamba beriman yang hidup atau yang telah mati. Rasulullah mengajarkan kepada sahabat dan memerintahkan mebaca do'a ini. Dansemua orang salaf dan sekarang selalu berdo'a dengan do'a ini ketika hendak pegi sholat." Abu Nu'aimah dalam kitab al-Ma'rifah, at-Tabrani dan Ibnu Majjah mentakhrij hadits: عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال لمّا ماتت فاطمة بنت أسد أم علي بن ابي طالب رضي الله عنهما -وذكر الحديث- وفيه: أنه صلى الله عليه وسلم اضطجع في قبرها وقال: الله الذى يحي ويميت وهو حيّ لايموت اغفر لأمّي فاطمة بنت أسد ولقنها حجتها ووسّع مدخلها بحقّ نبيّك والأنبياء والمرسلين قبلي فإنك أرحم الراحمين Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, "ketika Fatimah binti Asad ibunda Ali bin Abi Thalib ra meninggal, maka sesungguhnya Nabi SAW berbaring diatas kuburannya dan bersabda: "Allah adalah Dzat yang Menghidupkan dan mematikan. Dia adalah Maha Hidup, tidak mati. Ampunilah ibuku Fatimah binti Asad, ajarilah hujjah (jawaban) pertanyaan kubur dan lapangkanlah kuburannya dengan hak Nabi-Mu dan nabi-nabi serta para rasul sebelumku, sesungguhnya Engkau Maha Penyayang." Maka hendaklah diperhatikan sabda beliau yang berbunyi: بحقّ الأنبياء قبلي "Dengan hak para nabi sebelumku". Jika tawasul dengan orang-orang yang telah mati itu boleh, mengapa kholifah Umar din al-Khottob tawasul dengan al-Abbas, tidak dengan Nabi SAW? Para ulama' telah menjelaskan hal ini juga, mereka berkata: "Adapun tawasul Umar bin al-Khottob dengan al-Abbas ra bukanlah dalil larangan tawasul dengan orang yang telah meninggal dunia. Tawasul Umar bin al-Khottob dengan al-Abbas tidak dengan Nabi SAW itu untuk menjelaskan kepada orang-orang bahwa tawasul dengan selain itu boleh, tidak berdosa. Tentang mengapa dengan al-Abbas bukan dengan sahabat-sahabat lain, adalah untuk memperlihatkan kemuliaan ahli bait Rasulullah SAW. Apa dalilnya? Dalilnya adalah perbuatan para sahabat. Mereka selalu dan terbiasa bertawasul dengan rasulullah SAW setelah beliau wafat. Seperti yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi dan Ibnu abi Syaibah dengan sanad yang shohih: "Sesungguhnya orang-orang pada masa kholifah Umaar banal-Khottob ra tertimpa paceklik karena kekurangan hujan. Kemudian Bilal bin al-Harits ra dating ke kuburan Rasulullah SAW dan berkata: "Ya rasulullah, mintakanlah hujjah untuk umatmu karena mereka telah binasa." Kemudian ketika Bilal tidur didatangi oleh Rasulullah SAW dan berkata: datanglah kepada Umar dan sampaikan salamku kepadanya dan beritahukan kepada mereka, bahwa mereka akan dituruni hujan. Bilal lalu dating kepada kholifah Umara dan menyampaikan berita tersebut. Umar menangis dan orang-orang dituruni hujan." Di mana letak penggunaan dalil hadits tersebut?Letak penggunaan dalil dr hadits tersebut adalah perbuatan Bilal bin Al-Harits, seorang sahabat Nabi SAW yang tidak diprotes oleh kholifah Umar maupun sahabat-sahabat Nabi lainnya. Imam ad-Darimi juga mentakhrij sebuah hadits: إن أهل المدينة قحطوا قحطا شديدا فشكوا إلى عائشة رضي الله عنها فقالت انظروا إلى قبر النبيّ صلى الله عليه وسلّم فاجعلوا منه كوى إلى السماء حتى يكون بيبه وبين السماء سقف ففعلوا فمطروا مطرا شديدا حتى نبت العشب وسمنت الإبل حتي تفتقن فيسمّى عام الفتقة "Sesungguhnya penduduk Madinah mengalami paceklik yang amat parah, karena langka hujan. Mereka mengadu kepada Aisyah ra dan ia berkata: "lihatlah kamu semua ke kuburan Nabi SAW lalu buatlah lubang terbuka yang mengarah ke arah langit, sehingga antara kuburan beliau dan langit tidak ada atap yang menghalanginya. Meeka melaksanakan perintah Aisyah, kemudian mereka dituruni hujan yang sangat deras, hingga rumput-rumput tumbuh dan unta menjadi gemuk." Ringkasnya, tawasul itu dibolehkan, baik dengan amal perbuatan yang baik maupun dengan hamba-hamba Allah yang soleh, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia. Bahkan tawasul itu telah berlaku sebelum Nabi Muhammad diciptakan. Apa dalil bahwa tawasul terjadi sebelum Nabi Muhammad SAW diciptakan? Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin al-Khottob: "Ketika Nabi Adam terpeleset melakukan kesalahan, maka berkata, "Hai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu dengan haq Muhammad, Engkau pasti mengampuni kesalahanku." Allah berfirman: "Bagaimana kamu mengetahui Muhammad, padahal belum Aku ciptakan?" Nabi Adam berkata: "Hai Tuhanku, karena Engkau ketika menciptakanku dengan tangan kekuasaan-MU, aku mengangkat kepalaku kemudian aku melihat ke atas tiang-tiang arsy tertulis La ilaaha illa Allah. Kemudian aku mengerti, sesungguhnya Engkau tidak menyandarkan ke nama-MU, kecuali makhluk yang paling Engkau cintai." Kemudian Allah berfirman: "Benar engkau hai adam. Muhammad adalah makhluk yang paing Aku cintai. Apabila kamu memohon kepada-Ku dengan hak Muhammad, maka Aku mengampunimu, dan andaikata tidak karena Muhammad maka Aku tidak menciptakanmu."(HR. al-Hakim, at-Thobroni dan al-Baihaqi). Nabi Adam as adalah orang yang mula-mula tawasul dengan Nabi Muhammad SAW. Imam Malik telah memberi anjuran tawasulkepada Khalifah al-Mansur, yaitu ketika ia ditanya oleh kholifah yang sedang berada di masjid Nabawi: Saya sebaiknya menghadap kiblat dan berdo'a atau menghadap Nabi SAW?" Imam Malik berkata kepada kholifah, "Mengapa engkau memalingkan wajahmu dari beliau, padahal beliau adalah wasilahmu dan wasilah bapakku Nabi Adam as.kepada Allah SWT. Menghadaplah kepada beliau dan mohonlah pertolongan dengannya, Allah akan memberinya pertolongan dalam apa yang engkau minta." Allah befirman: "Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS.An-Nisa' :64). Keterangan ini disebutkan oleh al-Qodli ‘Iyadl dalam kitab as-Syifa'. Bagaimana cara tawasul? Para ulama telah menerangkan, bahwa tawasul dengan dzat-dzat yang mulia, seperti Nabi SAW, para Nabi dan hamba-hamba Allah itu ada tiga macam, yaitu: Memohon (berdoa) kepada Allah SWT.dengan meminta bantuan mereka. Contoh: اللهم إني أسألك بنبيك محمد أو بحقه عليك أو أتوجّه به إليك في كذا.... "Ya Allah, saya memohon kepada-Mu melalui Nabi-Mu Muhammad atau dengan hak beliau atas Kamu atau supaya saya menghadap kepada-Mu dengan Nabi SAW untuk..." Meminta kepada orang yang dijadikan wasilah agar ia memohon kepada Allah untuknya agar terpenuhi hajat-hajatnya seperti: يا رسول الله، ادع الله تعالى أن يستقينا أو... "Ya Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah SWT agar Dia menurunkan hujan atau..." Meminta sesuatu yang dibutuhkan kepada orang yang dijadikan wasilah, dan meyakininya hanya sebagai sebab Allah memenuhi permintaannya karena pertolongan orang yng dijadikan wasilah dank arena doanya pula. Cara ketiga ini sebenarnya sama dengan cara kedua. Tiga macam cara tawasul ini semua berdasarkan nash-nash yang shahih dan dalil-dalil yang jelas. Apa dalil tawasul dengan cara yang pertama? Dalil tawasul dengan cara yang pertama adalah hadits-hadits Nabi SAW antara lain: "Dari Autsman bin Hunaif ra: Sesungguhnya seorang laki-laki tuna netra datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Ya Rasululah, berdo'alah kepada Allah agar menyembuhkan saya." Beliau bersabda, "Jika engkau mau, berdoalah. Dan jika engkau mau bersabarlah (dengan kebutaan) karena hal itu (sabar) lebih baik untuk kamu." Laki-laki itu berkata: "berdo'alah untuk saya, karena mataku benar-benar benar-benar memberatkan (merepotkan)ku." Kemudian Nabi SAW memerintahkan si laki-laki itu agar berwudlu, shalat dua rakaat, lalu berdoa seperti doa dalam hadits yang arti doa itu adalah: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui Nabi-Mu Muhammad, nabi pembawa rahmat. Ya Muhammad, sesungguhnya aku melalui kamu menghadap kepada Tuhanku dalam urusan hajatku ini, agar hajat itu dikabulkan kepadaku. Ya Allah, tolonglah beliau dalam urusanku." Si laki-laki itu melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah SAW kemudian pulang dalam keadaan dapat melihat." Renungkanlah bagaimana Nabi SAW tidak berdoa sendiri untuk kesembuhan mata si tuna netra, tetapi beliau mengajarkan kepadanya cara berdoa dan menghadap kepada Allah melalui kedudukan diri beliau dan memohon kepada Allah agar meminta bantuan dengan beliau. Dalam hal ini, ada dalil yang jelas tentang kesunahan tawasul dan meminta bantuan dengan dzat Nabi Muhammad SAW. Ajaran tawasul dalam doa yang disebutkan pada hadits tersebut tidak khusus untuk laki-laki tuna netra itu saja, tetapi umum untuk umatnya seluruhnya, baik semasa beliau masih hidup atau sesudah wafat. Pemahaman rawi dalam menghadapi hadits itu dapat dijadikan hujjahsebagaimana diuraikan dalam ilmu ushul. Apa dalil tawasul dengan cara kedua? Dalilnya banyak, diantaranya: "Dari Anas ra.ia berkata: Ketika Nabi SAW berkhutbah pada hari Jum'at, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk dar pintu masjid dan langsung menghadap kepda Nabi SAW seraya berteriak: "Hai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan-jalan telah putus, maka berdoalah kepada Allah supaya menghujani kami. Rasulullah SAW.lalu mengangkat tangan dan berdo'a, "Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami tiga kali. Anas berkata: "Demi Allah kami melihat awan di langit dan kami hari itu dituruni hujan begitu juga hari berikutnya. Kemudian si laki-laki itu atau orang lainnya datang dan berkata: "Ya Rasulullah rumah-rumah ambruk dan jalan-jalan terputus. "Kemudian Beliau berdoa: "Allah, turunkanlah hujan disekitar kita bukan diatas kita," kemudian awan terbelah dan kami keluar berjalan di bawah sinar matahari. Di dalam hadits yang shahih ini ada petunjuk atau dalil, bahwa setiap orang disamping boleh berdoa (memohon) kepada Allah secara langsung, boleh juga boleh juga mengunakan perantara orang-orang yang dicintai Allah yang dijadikan oleh-Nya sebagai sebab terpenuhinya hajat hamba-hambanya. Disamping itu, karena manusia ketika melihat dirinya masih berlepotan dosa yang membuatnya jauh dari Allah yang tentu saja merasa layak ditolak permohonannya. Sebab itu, ia menghadap kepada Allah melaui orang-orang yang dicintai-Nya, ia memohon kepada Allah denga kedudukan dan kemuliaan para kekasih-Nya, agar Allah mengabulkan hajatnya karena hamba-hamba-Nya yang dicintai-Nya yang mereka itu tidak tahu apa-apa kecuali ta'at kepada-Nya. Apa dalil tawasul yang ketiga? Dalilnya banyak antara lain: Dari Rabi'ah bin Malik al-Aslami ra.ia berkata Nabi SAW bersabda kepadaku: "Mintalah apa saja yang kamu inginkan." Saya berkata: "Saya memohon kepada-Mu dapat bersama-Mu di surga." Beliau bersabda: "Selain itu?" Saya berkata: "Hanya itu." Kemudian beliau bersabda: "Bantulah saya untuk memenuhi keinginanmu dengan memperbanyak sujud." (HR. Imam Muslim). أن قتادة نعمان أصيب بسهم في عينه عند يوم أحد فسالت على خدّه فجاء إلى رسول الله وقال عيني يارسول الله فخيره بين الصبر وبين أن يدعو له فاختار الدعاء فردّها عليه السلام بيده الشريفة إلى موضعها فعادت كما كانت Sesungguhnya Qotadah bin Nu'man pada waktu perang Uhud matanya terkena panah sampai keluar ke pipinya, lalu dating kepada Nabi SAW dan berkata: "mataku Ya Rasulullah." Beliau memberinya pilihan antara sabar dengan sakit pada matanya itu dan beliau berdoa untuk kesembuhannya. Qotadah memilih agar Rasulullah menyembuhkannya melalui doa. Kemudian beliau mengembalikan mata Qotadah ke tempatnya semula dengan mata beliau yang mulia sehingga kembali normal seperti semula." source : Risalah Amaliyah Nahdiyah ^_^ http://www.facebook.com/notes/imam-nawawi/tanya-jawab-sampai-tuntas-mengenai-tawassul-_/10150403852948203

Bersuci - At Thoharoh

Pertanyaan : Assalammu'alaikum ustad, kami keluarga mualaf. Saya pribadi ingin belajar ilmu agama seperti Mazhab, Fiqih, dll dng niat Lillahi Ta'Ala. Mohon bimbingannya dengan bagaimana mengawalinya. Syukron? Jawab : Belajar Fiqih Mulai dari cara bersuci... fahamilah redaksi berikut... THOHAROH Thoharoh menurut bahasa ialah bersuci atau membersihkan, sedangkan menurut Istilah agama Islam memiliki banyak penafsiran, diantaranya ialah sebuah bahasa menghilangkan hadats (kotor menurut agama), sebuah bahasa menghilangkan najis dan lain sebagainya, saingkatnya Thoharoh ialah setiap perbuatan yang mengantar dibolehkannya mendirikan ibadah shalat atau ibadah lainnya. Air merupakan salah satu alat membersihkan, seperti air hujan, air laut, air sungai, air sumur, mata air, air salju, air embun dan lain sebagainya. Bagian-bagian air Bagian-bagian air ada 4, yaitu ; Pertama, air suci mensucikan dan tidak makruh memakainya disebut air mutlak. Kedua, air suci mensucikan dan makruh memakainya seperti air panas terkena sinar matahari. Ketiga, air suci tidak mensucikan, seperti air bekas bersuci wudlu atau mandi besar. Dan Keempat, air najis. Siwak Diantara bersuci adalah siwak atau gosok gigi, ia disunnahkan di setiap kesempatan, kecuali bagi orang berpuasa jika telah tergelincir matahari. Menggososk gigi lebih ditekankan pada saat mengalami bau mulut, pada saat bangun tidur dan pada saat mau mendirikan shalat. Niat bersiwak نَوَيْتُ اسْتِواَكَ سُنَّةً ِللهِ تَعاَلىَ “Saya niat bersiwak, sunnah karena Allah” Wudlu Diantara bersuci adalah wudlu, fardu wudlu ada 6, yaitu ; 1. Niat, seperti ; نَوَيْتُ رَفْعَ الحَدَثِ الأَصْغَرِ ِلإِسْتِباَحَةِ الصَّلاَةِ فَرْضاً ِللهِ تَعاَلىَ “Saya niat menghilangkan hadats kecil karena untuk diperbolehkannya shalat, fardu karena Allah” 2. Mencuci muka, 3. Mencuci kedua tangan, 4. Mengusap kepala, 5. Mencuci kedua kaki, dan 6. Tertib Sumb : Kitab Kasyifatus-saja (Disusun : Syekh Nawawi Albantani)

Sabtu, 24 September 2011

Pengertian Wali Allah

Pengertian Wali Allah Dalam Kitab Jami’u karomatil Auliya Juz 1 hal 7 Syeh Yusup bin sulaiman berpendapat bahwa “wali ialah orang yang sangat dekat kepada Alloh lantaran penuh ketaatannya dan oleh karena itu Alloh memberikan kuasa kepadanya dengan Karomah dan penjagaan” maksudnya adalah orang yang menjadi dekat keadaan jiwanya kepada Alloh karena ketaatan dia akibatnya Alloh menjadi dekat orang tersebut dan diberikan anugrah oleh Alloh berupa “karomah” dan penjagaan untuk tidak terjerumus berbuat maksiat,apabila dia terjerumus berbuat maksiat maka cepat-cepat dia bertaubat. Menurut Wali qutubul Aqthob Al-Marhum Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Habib Abdullah Bin Abdil Qodir Bilfaqih Al-Alawy ra. mengatakan bahwa : الوَلِىُّ هُوَ ْالمُؤْمِنُ ْالمُتَّقِيُّ yang dinamakan Wali itu adalah seorang mu`min yang bertaqwa. Sedangkan kunci ingin menjadi wali menurut Ulama Besar Ibnu Qoyim ra. didalam kitabnya” Hadil Arwah ila baladil afroh “ halaman 60 menyatakan : مِفْتَاحُ ْالوِلَايَةِ ْالمَحَبَّةُ وَالذِّكْرُ “ Kuci kewalian adalah Cinta dan Dzikir “ Dan dapat diketahui dengan melihat ciri-cirinya atau tanda-tandanya sebagaimana diungkapkan oleh Ulama besar Sayyid Mahfud Abul Faidh Almanufi AlHusaini dalam kitabnya “ Jamharatul Auliya “ menerangkan bahwa : Tanda ( alamat ) bagi seorang wali itu ada 3 : 1.agar menjadikan kemauan kerasna demi untuk Allah 2.Pelariannya kepada Allah dan 3.Kemasygulannya dengan Alloh Sedangkan menurut pendapat Imam Ghozali dalam “ Mukasyafatul Qulub “ menyatakan bahwa : Tanda-tanda wali itu ada 3 : 1.Ia akan selalu disibukkan dengan Alloh 2.Pelariannya selalu kepada Allah 3.Tujuannya hanya kepada Allah.

Kamis, 22 September 2011

ليس كمثله شيئ : THERE IS NOTHING LIKES HIM (ALLAH SWT)

:Isi-isi Ilmu Tauhid مبادئ علم التوحيد) 1. Definisi Ilmu Tauhid (تعريفه): Imu yang mempelajari tentang sifat-sifat Allah dan para rasul, baik sifat-sifat yang wajib, mustahil maupun ja'iz, yang jumlah semuanya ada 50 sifat. Sifat yang wajib bagi Allah ada 20 sifat dan sifat yang mustahil ada 20 sifat serta sifat yang ja'iz ada 1 sifat. Begitupula sifat yang wajib bagi para rasul ada 4 sifat (sidiq. tabligh, amanah, dan fathanah) dan sifat yang mustahil ada 4 sifat (kidzb / bohong, kitman / menyembunyikan, khianat, dan bodoh) serta sifat yang ja'iz ada 1 sifat. 50 sifat ini dinamakan "Aqidatul Khomsin / عقيدة الخمسين ". Artinya: Lima puluh Aqidah. 2. Materi Ilmu Tauhid: Dzat Allah dan sifat-sifat Allah. 3. Pelopor atau Pencipta Ilmu Tauhid (واضعه): Imam Abul Hasan Al-Asy'ari (260 H - 330 H / 873 M - 947 M ) dan Imam Abul Manshur Al-Mathuridi ( 238 - 333 H / 852 - 944 M ). 4. Hukum Mempelajari Ilmu Tauhid (حكمه): Wajib 'ain dengan dalil ijmali (global) dan wajib kifayah dengan dalil tafshili. 5. Nama lain dari Ilmu Tauhid (اسمه): Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Kalam dan Ilmu 'Aqa'id. 6. Hubungan Ilmu Tauhid dengan Ilmu-ilmu lain (نسبته): Asal untuk ilmu-ilmu agama dan cabang untuk ilmu-ilmu selainnya. 7. Masalah-masalah Ilmu Tauhid (مسائله): Sifat-sifat wajib, mustahil, dan ja'iz bagi Allah swt dan para Rasul-Nya. 8. Pengambilan Ilmu Tauhid (استمداده): Dari Al-Qur'an, Al-Hadits, dan akal yang sempurna. 9. Faedah Ilmu Tauhid (فائدته): Supaya sah melakukan amal-amal sholeh di dunia. Di dalam kitab "Hasiyah ad-Dasuqi 'ala Ummi al-Barahin" karya Syeikh Muhammad Dasuqi halaman 83 diterangkan bahwa: و اعلم أن من اعتقد أن الله جسم كالأجسام فهو كافر و من اعتقد أنه جسم لا كالأجسام فهو عاص غير كافر و الاعتقاد الحق اعتقاد أن الله ليس بجسم و لا صفة و لا يعلم ذاته الا هو Artinya: " Dan hendaklah kalian ketahui bahwa sesungguhnya barangsiapa meyakinkan Allah itu seperti jisim (bentuk suatu makhluk) sebagaimana jisim-jisim lainnya, maka orang tersebut hukumnya kafir (orang yang kufur dalam aqidah, bukan orang murtad). Dan barangsiapa meyakinkan bahwa Dia seperti jisim, namun tidak seperti jisim-jisim lainnya, maka orang tersebut adalah orang yang durhaka, bukan kafir. Adapun keyakinan (i'tiqad) yang benar adalah keyakinan yang menyatakan bahwa sesungguhnya Allah itu bukan jisim dan bukan pula sifat. Tidak ada seorang makhluk pun yang dapat mengetahui dzat Allah terkecuali hanya Dia semata". Penjelasan di atas merupakan bagian penjelasan dari sifat Allah "Al-Mukhalafah lil Hahaditsi (المخالفة للحوادث ) . Artinya: Allah swt berbeda dengan makhluk. Pokoknya tidak ada sesuatu pun yang dapat menyerupai Allah, baik dari segi dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, maupun pekerjaan-pekerjaan-Nya, sebagaimana firman Allah swt: ليس كمثله شيئ و هو السميع البصير (As-Syura: 11)

BETULKAH NASHIRUDIN AL-ALBANI AHLI HADITS ?

BETULKAH NASHIRUDIN AL-ALBANI AHLI HADITS ? Di kalangan salafi (wahabi), lelaki satu ini dianggap muhaddits paling ulung di zamannya. Itu klaim mereka. Bahkan sebagian mereka tak canggung menyetarakannya dengan para imam hadis terdahulu. Fantastis. Mereka gencar mempromosikannya lewat berbagai media. Dan usaha mereka bisa dikata berhasil. Kalangan muslim banyak yang tertipu dengan hadis-hadis edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, “disahihkan oleh Albani, ”. Para salafi itu seolah memaksakan kesan bahwa dengan kalimat itu Al-Albani sudah setaraf dengan Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah dan lainnya. Sebetulnya, kapasitas ilmu tukang reparasi jam ini sangat meragukan (kalau tak mau dibilang “ngawur”). Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadits beserta sanadnya, ia dengan entengnya menjawab, “Aku bukan ahli hadits sanad, tapi ahli hadits kitab.” Si peminta pun tersenyum kecut, “Kalau begitu siapa saja juga bisa,” tukasnya. Namun demikian dengan over pede-nya Albani merasa layak untuk mengkritisi dan mendhoifkan hadis-hadis dalam Bukhari Muslim yang kesahihannya telah disepakati dan diakui para ulama’ dari generasi ke generasi sejak ratusan tahun lalu. Aneh bukan?. Siapakah Nashirudin al- Albani? Dia lahir di kota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M dan meninggal dunia pada tanggal 21 Jumadal Akhirah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yordania. Pada masa hidupnya, sehari-hari dia berprofesi sebagai tukang reparasi jam. Dia memiliki hobi membaca kitab-kitab khususnya kitab-kitab hadits tetapi tidak pernah berguru kepada guru hadits yang ahli dan tidak pernah mempunyai sanad yang diakui dalam Ilmu Hadits. Dia sendiri mengakui bahwa sebenarnya dia tidak hafal sepuluh hadits dengan sanad muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah, meskipun begitu dia berani mentashih dan mentadh’iftan hadits sesuai dengan kesimpulannya sendiri dan bertentangan dengan kaidah para ulama hadits yang menegaskan bahwa sesungguhnya mentashih dan mentadh’ifkan hadits adalah tugas para hafidz (ulama ahli hadits yg menghapal sekurang-kurangnya seratus ribu hadits). Namun demikian kalangan salafi menganggap semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan Albani mereka pastikan lebih mendekati kebenaran. Penyelewengan Albani Berikut diantara penyimpangan-penyimpangan Albani yang dicatat para ulama’ 1) Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya sebagaimana dia sebutkan dalam kitabnya berjudulAlmukhtasar al Uluww hal. 7, 156, 285. 2) Mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya “at-Tawassul” . 3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya“Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69. 4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah” hadits no: 83. 5) Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat “Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy”. Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”. 6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana dalam kitabnya “Fatawa al Albani”. 7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya. 8) Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Adaab az-Zafaaf “, 9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan” hal.22. 10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana disebutkan dalam kitabnya yang berjudul “al Ajwibah an-Nafiah”. Ini adalah sebagian kecil dari sekian banyak kesesatannya, dan Alhamdulillah para Ulama dan para ahli hadits tidak tinggal diam. Mereka telah menjelaskan dan menjawab tuntas penyimpangan-penyimpangan Albani. Diantara mereka adalah: 1. Muhaddits besar India, Habibur Rahman al-’Adhzmi yang menulis “Albani Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu” (Albani, penyimpangan dan kesalahannya) dalam 4 jilid; 2. Dahhan Abu Salman yang menulis “al-Wahmu wath-Thakhlith ‘indal-Albani fil Bai’ bit Taqshit” (Keraguan dan kekeliruan Albani dalam jual beli secara angsuran); 3. Muhaddits besar Maghribi, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis“Irgham al-Mubtadi` ‘al ghabi bi jawazit tawassul bin Nabi fil radd ‘ala al-Albani al-Wabi”; “al-Qawl al-Muqni` fil radd ‘ala al-Albani al-Mubtadi`”; “Itqaan as-Sun`a fi Tahqiq ma’na al-bid`a”; 4. Muhaddits Maghribi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin as-Siddiq al-Ghumari yang menulis “Bayan Nakth an-Nakith al-Mu’tadi”; 5. Ulama Yaman, ‘Ali bin Muhammad bin Yahya al-’Alawi yang menulis “Hidayatul-Mutakhabbitin Naqd Muhammad Nasir al-Din”; 6. Muhaddits besar Syria, Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah yang menulis “Radd ‘ala Abatil wal iftira’at Nasir al-Albani wa shahibihi sabiqan Zuhayr al-Syawish wa mu’azirihima” (Penolakan terhadap kebatilan dan pemalsuan Nasir al-Albani dan sahabatnya Zuhayr al-Syawish serta pendukung keduanya); 7. Muhaddits Syria, Syaikh Muhammad ‘Awwama yang menulis “Adab al-Ikhtilaf” dan “Atsar al-hadits asy-syarif fi ikhtilaf al-a-immat al-fuqaha”; 8. Muhaddits Mesir, Syaikh Mahmud Sa`id Mamduh yang menulis “Tanbih al-Muslim ila Ta`addi al-Albani ‘ala Shahih Muslim” (Peringatan kepada Muslimin terkait serangan al-Albani ke atas Shahih Muslim) dan “at-Ta’rif bil awham man farraqa as-Sunan ila shohih wad-dho`if” (Penjelasan terhadap kekeliruan orang yang memisahkan kitab-kitab sunan kepada shohih dan dho`if); 9. Muhaddits Arab Saudi, Syaikh Ismail bin Muhammad al-Ansari yang menulis “Ta`aqqubaat ‘ala silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a lil-Albani” (Kritikan atas buku al-Albani “Silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a”); “Tashih Sholat at-Tarawih ‘Isyriina rak`ataan war radd ‘ala al-Albani fi tadh`ifih”(Kesahihan tarawih 20 rakaat dan penolakan terhadap al-Albani yang mendhaifkannya); “Naqd ta’liqat al-Albani ‘ala Syarh at-Tahawi” (Sanggahan terhadap al-Albani atas ta’liqatnya pada Syarah at-Tahawi”; 10. Ulama Syria, Syaikh Badruddin Hasan Diaab yang menulis “Anwar al-Masabih ‘ala dhzulumatil Albani fi shalatit Tarawih”. Hendaknya seluruh umat Islam tidak gegabah menyikapi hadits pada buku-buku yang banyak beredar saat ini, terutama jika di buku itu terdapat pendapat yang merujuk kepada Albani dan kroni-kroninya. Wallohu A’lam bish-Showab. Semoga bermanfa’at untuk kehati-hatian dalam mengambil ilmu dan ulama’. Aamiin

Indahnya Budi Pekerti

, diriwayatkan dalam musnad Imam Ahmad yang memperjelas makna hadits ini : رُبَّ أَشْعَثٍ مَدْفُوْعٍ بِاْلأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ “Hati-hati terhadap para pengemis yang diusir di pintu-pintu rumah sebagian orang, kalau mereka bersumpah atas nama Allah maka Allah kabulkan doanya”. Demikian peringatan Sang Nabi kepada kita untuk berlemah lembut kepada fuqara’. Hadirin hadirat…Allah SWT juga berfirman di dalam hadits qudsy Al Imam Muslim di dalam Shahihnya ; “ Bahwa jika Allah SWT berhadapan dengan hamba-hambaNya seraya berfirman: يَا ابْنَ آدَمَ إِنِّيْ جَائِعٌ فًلَا تُطْعِمُنِيْ wahai keturunan Adam Aku ini lapar di kehidupan dunia dan kau tidak memberiKu makan, maka hamba-hambaNya berkata : يَارَبِّ كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ اْلعَالَمِيْنَ Rabbi, bagaimana aku memberiMu makan sedangkan Engkau Rabbul ‘Alamin? , maka Allah berkata : اِسْتَطْعَمَكَ عَبْدِيْ فُلاَنْ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِيْ “HambaKu fulan mengemis kepada mu dia kelaparan dan kau tidak memberinya makan, taukah kamu jika kamu memberinya makan, makanan itu sampai kehadapan Ku?”, maksudnya bukan sampai makanannya, tetapi perbuatan mulia itu dimuliakan oleh Allah. Lanjutan Hadits ini (hadits pembahasan utama) : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّار … Maukah ku kabarkan kepada kalian siapakah penduduk neraka itu? عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِر Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan; “makna Utullin Jawwathin Mutakabbir adalah orang yang makan minum sendiri dan tidak peduli terhadap fuqara’ dan tidak mau peduli terhadap orang miskin. Orang-orang yang sombong, makan minum sendiri dan tidak mau tau tentang orang-orang miskin, dan mereka itu selalu berucap dengan kalimat-kalimat yang sombong, mereka itu penduduk neraka kata Rasul SAW. مُسْتَكْبِر (orang yang sombong) Na’udzubillah semoga Allah menjaga kita dari sifat sombong. Manusia yang paling indah Sayyidina Muhammad SAW…Diteruskan hadits ini terikat dengan riwayat Anas bin Malik ra tentang indahnya Nabi SAW, Rasul SAW itu orang yang paling sopan dan ramah. Berkata Sayyidina Anas bin Malik RA, (disaat itu) masa perbudakan masih belum sirna, kalau budak-budak yang datang dari Habsyah atau dari mana-mana yang diperjualkan di Madinah itu memegang tangan Rasululullah SAW , maka Rasululullah SAW ikut dibawa pergi kemanapun oleh para budak itu. Al Imam Ibn Hajar RA berkata bahkan diantara mereka mengajak Nabi untuk ke luar Madinah, maka Nabi ikut sampai ke luar Madinah. Nabi SAW tidak mau melepaskan tangan orang yang masih menggenggam tangan beliau SAW walaupun seorang budak. Diajak budak kesana ikut, sampai ke luar Madinah ditarik ikut. Demikian indahnya budi pekerti Rasulullah SAW

KISAH 3 PEMUDA

Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian lakukan dahulu. " Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini." Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat." (Bukhari - Muslim).

Biografi Singkat Syeikh Nawawi Al-Bantani (1813-1897)

Biografi Singkat Syeikh Nawawi Al-Bantani (1813-1897) admin Syekh Muhammad bin Umar Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, adalah ulama Indonesia bertaraf internasional, lahir di Kampung Pesisir, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Serang, Banten, 1815. Sejak umur 15 tahun pergi ke Makkah dan tinggal di sana tepatnya daerah Syi’ab Ali, hingga wafatnya 1897, dan dimakamkan di Ma’la. Ketenaran beliau di Makkah membuatnya di juluki Sayyidul Ulama Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz). Daerah Hijaz adalah daerah yang sejak 1925 dinamai Saudi Arabia (setelah dikudeta oleh Keluarga Saud). Diantara ulama Indonesia yang sempat belajar ke Beliau adalah Syaikhona Khalil Bangkalan dan Hadratusy Syekh KH Hasyim Asy’ari. Kitab-kitab karangan beliau banyak yang diterbitkan di Mesir, seringkali beliau hanya mengirimkan manuscriptnya dan setelah itu tidak mempedulikan lagi bagaimana penerbit Menyebarluaskan hasil karyanya, termasuk hak cipta dan royaltinya. Selanjutnya kitab-kitab beliau itu menjadi bagian dari kurikulum pendidikan agama di seluruh pesantren di Indonesia, bahkan Malaysia, Filipina, Thailand, dan juga negara-negara di Timur Tengah. Begitu produktifnya beliau dalam menyusun kitab (semuanya dalam bahasa Arab) hingga orang menjulukinya sebagai Imam Nawawi kedua. Imam Nawawi pertama adalah yang membuat Syarah Shahih Muslim, Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Riyadlush Shalihin, dll. Namun demikian panggilan beliau adalah Syekh Nawawi bukan Imam Nawawi. Jumlah kitab beliau yang terkenal dan banyak dipelajari ada sekitar 22 kitab. Antara lain : Mirah Labid, tafsir Al-Qur’an yang berhasil membahas dengan rinci setiap ayat suci Al-Qur’an. Uqudul Lijain Kitab tentang etika berumah tangga, (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia) telah menjadi bacaan wajib para mempelai yang akan segera menikah. Nihayatuz Zain, Kitab yang membahas secara tuntas berbagai masalah fiqih (syariat Islam). Mirqatus Su’udit Tashdiq, judul baru dari Sebuah kitab kecil tentang syariat Islam yang berjudul Sullam (Habib Abdullah bin Husein bin Tahir Ba’alawi), diberinya Syarah (penjelasan rinci). Tanqihul Qoul, syarah Kitab Lubabul Hadith Salah satu karya beliau dalam hal kitab hadits (Imam Suyuthi). Nashaihul Ibad Kitab Hadits lain yang sangat terkenal, yang beberapa tahun yang lalu dibahas secara bergantian oleh Alm. KH Mudzakkir Ma’ruf dan KH Masrikhan (dari Masjid Jami Mojokerto) dan disiarkan berbagai radio swasta di Jawa Timur. Kitab itu adalah syarah dari kitabnya Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Di antara karomah beliau adalah, saat menulis syarah kitab Bidayatul Hidayah (karya Imam Ghozali), lampu minyak beliau padam, padahal saat itu sedang dalam perjalanan dengan sekedup onta (di jalan pun tetep menulis, tidak seperti kita, melamun atau tidur). Beliau berdoa, bila kitab ini dianggap penting dan bermanfaat buat kaum muslimin, mohon kepada Allah SWT memberikan sinar agar bisa melanjutkan menulis. Tiba-tiba jempol kaki beliau mengeluarkan api, bersinar terang, dan beliau meneruskan menulis syarah itu hingga selesai. Dan bekas api di jempol tadi membekas, hingga saat Pemerintah Hijaz memanggil beliau untuk dijadikan tentara (karena badan beliau tegap), ternyata beliau ditolak, karena adanya bekas api di jempol tadi. Karomah yang lain, nampak saat beberapa tahun setelah beliau wafat, makamnya akan dibongkar oleh pemerintah untuk dipindahkan tulang belulangnya dan liang lahadnya akan ditumpuki jenazah lain (sebagaimana lazim di Ma’la). Saat itulah para petugas mengurungkan niatnya, sebab jenazah Syekh Nawawi (beserta kafannya) masih utuh walaupun sudah bertahun-tahun dikubur. Karena itu, bila pergi ke Makkah, Insya Allah kita akan bisa menemukan makam beliau di Pemakaman Umum Ma’la. Banyak juga kaum Muslimin yang mengunjungi rumah bekas peninggalan beliau di Serang, Banten. Nama Syekh Nawawi Banten sudah tidak asing lagi bagi umat Islam Indonesia. Bahkan sering terdengar disamakan kebesarannya dengan tokoh ulama klasik madzhab Syafi’i Imam Nawawi (w.676 H/l277 M). Melalui karya-karyanya yang tersebar di pesantren-pesantren tradisional yang sampai sekarang masih banyak dikaji, nama Kiai asal Banten ini seakan masih hidup dan terus menyertai umat memberikan wejangan ajaran Islam yang menyejukkan. Di setiap majlis ta’lim karyanya selalu dijadikan rujukan utama dalam berbagai ilmu; dari ilmu tauhid, fiqh, tasawuf sampai tafsir. Karya-karyanya sangat berjasa dalam mengarahkan mainstrim keilmuan yang dikembangkan di lembaga-Iembaga pesantren yang berada di bawah naungan NU. sUmBeR : DI AMBIL DARI BERBAGAI SUMBE

ILMU MANTIQ / ILMU LOGIKA / LOGICS

Mabadi' / Pokok-pokok Ilmu Mantiq (مبادئ علم المنطق): ============================ 1. Definisi / ta'rif: علم يعرف فيه عن المعلومات التصورية و التصديقية من حيث انها توصل الى مجهول تصوري او تصديقي Artinya: "Ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang sudah diketahui gambarannya dan pembenarannya sekira-kira ia bisa mendatangkan kepada sesuatu yang samar gambarannya atau pembenarannya. Atau bisa juga dikatakan: Ilmu yang mempelajari tentang ta'rif / definisi atau dalil / hujjah / argumentasi berdasarkan akal pikiran yang sehat dalam rangka menuju jalan kebenaran dalam dunia keilmuan. Atau: "ilmu yang mempelajari tentang cara berpikir yang tepat, sehat, dan benar untuk memperoleh jalan kebenaran sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam ilmu logika. 2. Objek atau sasaran ilmu mantiq / logika ( موضوعه ): المعلومات التصورية و التصديقية من حيث المذكورة صحة ايصالها الى مجهول 3. Pelopor atau pencipta ilmu logika (واضعه ): Aristoteles 4. Hukum mempelajari ilmu mantiq / logika (حكمه ): a. Kalau ilmu mantiqnya tidak bercampur dengan kesesatan para filosuf, maka hukumnya fardhu kifayah berdasarkan kesepakatan para ulama. b. Kalau ilmu mantiqnya bercampur kesesatan para filosuf, maka hukumnya diperselisihkan di kalangan ulama, yaitu bisa haram dan bisa boleh. Tapi yang masyhur hukumnya diperbolehkan apabila orang yang mempelajarinya sempurna aka pikirannya. 5. Nama lain dari ilmu mantiq (اسمه ): Ilmu Mantiq, Ilmu Mizan dan Mi'yarul 'Ulum 6. Hubungan ilmu mantiq dengan ilmu-ilmu lain (نسبته الى غيره ): Masing-masing mempunyai perbedaan tersendiri 7. Masalah2 dalam ilmu mantiq (مسائله ): ilmu pengetahuan berikut pembagiannya 8. Pengambilan ilmu mantiq (استمداده ): diambil dari akal pikiran yang sehat 9. Faedah ilmu mantiq (فائدته ): عصمة الذهن عن الخطء فى الفكر Artinya: Menjaga kesalahan dalam berpikir. Kata Imam Ghazali: من لا معرفة له بعلم المنطق لا يوثق بعلمه Artinya: Barangsiapa tidak tahu ilmu mantiq (ilmu logika), maka tidak bisa dipercaya ilmunya. 10. Keutamaan mempelajari ilmu mantiq (فضله ): فوقانه على غيره من حيث كونه عام لنفع اذ لا من العلم الا يحتاج الى التعريف و الدليل Artinya: Berada di atas ilmu selainnya sekira-kira ilmu mantiq tersebut berlaku umum kemanfa'atannya. Karena, tidak ada ilmu mantiq terkecuali butuh kepada ta'rif (definisi) dan dalil (hujjah / argumentasi). PEMBAHASAN بسم الله الرحمن الرحيم DALAM ILMU MANTIQ / LOGIKA ============================================= Arti بسم الله الرحمن الرحيم yaitu: بكل اسم من أسماء الذات الجامعة لجميع الصفات الالوهية بجلائل النعم المنعم بدقائقها Ta'alluq / kaitan ilmu mantiq kepada lapadz بسم الله ada dua tinjauan, yaitu: 1. Ditinjau dari segi Mufradat (مفردات )dan 2. Ditinjau dari segi Murakkabat (مركبات ) I. Lapadz بسم الله الرحمن الرحيم Ditinjau dari Segi Mufradat: ============================ 1. Huruf ba' (باء ) pada lapadz بسم الله menurut ahli mantiq dinamakan lapadz adat (اداة), yang definisinya, yaitu: ما لا يصح لأن يخبر به وحده Artinya: "Sesuatu yang tidak sah dijadikan khabar sendirian". Seperti huruf jar, misalnya فى Ini huruf jar فى tidak bisa dijadikan khabar sendirian. Contohnya: زيد فى Ini huruf jar فى kalau mau dijadikan khabar harus majrur (huruf yang dije'erkan)nya. Contoh: زيد فى الدار Jadi, ini lapadz اداة menurut ilmu mantiq dan kalimat huruf menurut ilmu nahwu (ilmu tentang baris-baris kalimat bahasa Arab). 2. Ta'alluq ilmu mantiq kepada lapadz اسم Lapadz اسم menurut ilmu mantiq dinamakan lapadz اسم juga, yang definisinya: ما يصح لأن يخبر به وحده و لم يدل بهيئته و صيغته احد اللازمات الثلاثة Artinya: Sesuatu yang sah dijadikan khabar sendiri (tanpa sesuatu yang lain) dan tidak menunjukkan tingkah dan sighatnya kepada salah satu dari tiga zaman. Contohnya: العالم زيد Jadi, ini lapadz اسم dinamakan اسم baik menurut ilmu mantiq maupun ilmu nahwu. Adapun menurut ilmu nahwu, kalimat (كلمة) itu ada 3, yaitu: 1. Lapadz اسم 2. Lapadz فعل dan 3. Lapadz كلمة Sedangkan dalam ilmu mantiq ada 3, yaitu: اسم , فعل dan اداة 3. Ta'alluq ilmu mantiq kepada lapadz الله Lapadz الله dalam ilmu mantiq dinamakan lapadz اسم جزئي حقيقي tapi kalau menurut ilmu nahwu dinamakan kalimat اسم عالم (isim 'alam) Adapun yang dinamakan isim 'alam menurut ilmu mantiq di sini adalah: معناه واحد و تشخصه ذلك المعنى أي لأ يصدق على كثيرين Artinya isim (noun) yang mempunyai makna satu dan tidak menunjukkan kepada makna selainnya. Contoh lapadz زيد Ini lapadz زيد dinamakan اسم جزئي حقيقي Karena maknanya cuma satu, yaitu: ذات مشخصة المسمى بزيد Begitupula dengan lapadz الله dinamakan اسم حزئئ حقيقي Karena, maknanya lapadz الله yaitu الذات المعبود الوجود بالحق dan ketentuannya tidak ditujukan kepada yang lainnya. Jadi, kalau kita mau ibadah kepada Allah jangan ditujukan kepada Allahnya, tapi harus dii'tiqadkan oleh hati kita kepada dzat Allah swt. Karena lapadz Allah itu cuma hanya nama saja. Berbeda dengan isim kulli (اسم كلي), yang defininya: و هو ما يفهم الاشتراك Artinya: Setiap lapadz isim yang memberi pengertian kepada makna isytirak atau berbarengan kepada lapadz isim lainnya. Kata Syeikh Nafkhah: الشيئ لا يتضح غاية الايضاح الا بعد معرفة مقابله Contoh اسم كلي seperti lapadz انسان Ini lapadz انسان menunjukkan lapadz isim yang banyak, yaitu: حيوان ناطق Artinya: Makhluk yang bisa berpikir. Seperti: Zaed, Bakar, Umar dan sebagainya. 4. Ta'alluq ilmu mantiq kepada lapadz الرحمن الرحيم Lapadz الرحمن الرحيم dinamakan juga isim kulli (اسم كلي) seperti halnya lapadz الله Tapi je'er atau kasrahnya lapadz الرحمن الرحيم sah ditujukan kepada selain lapadz الله sehingga dinamakan lapadz كلي له فرد واحد مع استحالة وجوده seperti lapadz الاله Karena kulliyun (كلي) dibagi kepada enam bagian, yaitu: a. كلي لم يوجد فيه فرد واحد مع امكان وجوده Seperti: بحر الزئبق b. كلي لم يوجد فيه فرد واحد مع استحالةوجوده Seperti lapadz الشريك البارى c. كلي وجد فيه فرد واحد مع استحالةوجود غيره Seperti lapadz الاله d. كلي وجد فيه فرد واحد مع امكان وجود غيره Seperti lapadz الشمس e. كلي وجد فيه أفراد كثيرة مع التناهى Seperti lapadz الكواكب السبعة f. كلي وجد فيه أفراد كثيرة مع عدم التناهى Seperti lapadz النعمة II. Lapadz بسم الله الرحمن الرحيم Ditinjau dari Segi Murakkabat:

MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB: PENDIRI AJARAN WAHHABI

Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha?i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi. Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawaiqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafii, menulis surat berisi nasehat: Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul Adham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti Jalan muslimin. Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115) Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jamaah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri. Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?? Dengan segera dia menjawab, Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan. Lelaki itu bertanya lagi kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu persen pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim.? Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa. SEJARAH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB, PENDIRI AJARAN WAHHABI ================================================= Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu. Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dariyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga. Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh. Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : Tongkatku ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali. Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hisan - hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad. Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Kabah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma'la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkahbisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Saud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafii yang sudah mapan. Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma'la (Mekkah), di Baqi dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan. Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal. Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah. Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir, katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala. Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan- peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan- peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari. Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bidah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini. Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik). Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bidah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bidah Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Saud. Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana, sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan) Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur'an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul). (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban : Nabi SAW pernah berdoa: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdoa: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan., Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan. Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya. Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bidah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian. Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jalaudz Dzolam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin. (AI-Hadits) BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab. Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: Ba daa halaakul khobiits (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji)